Menlu Retno Marsudi Desak ASEAN Ambil Sikap Atas Genosida di Palestina
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di acara ASEAN Day. Foto M Julnis Firmansyah

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendesak agar ASEAN mengambil sikap yang jelas atas genosida yang kini terjadi di Palestina oleh Israel. Hal ini Retno sampaikan dalam pidatonya di HUT ke-57 ASEAN.

"ASEAN tidak boleh hanya diam saja melihat pelanggaran HAM di Gaza terus terjadi. Sudah lebih dari 40 ribu orang dibunuh dan angkanya terus naik. Sebagai organisasi yang patuh hukum, ASEAN harus mengadvokasi agar Israel menghormati peraturan internasional dengan konsisten," kata Retno, Kamis (8/8/2024).

Menurut Retno, mempromosikan HAM merupakan tugas dari ASEAN. Selain itu, mekanisme perlindungan HAM yang dimiliki ASEAN juga harus terus berkembang mengikuti tantangan global.

Namun, kini tugas utama organisasi itu tengah diuji dengan maraknya tragedi di dunia, seperti salah satunya genosida di Palestina hingga perang di Ukraina.

"ASEAN harus secara jelas menyatakan posisinya. Menunjukkan solidaritasnya terhadap isu HAM global, termasuk untuk mengakhiri genosida di Palestina dan melakukan hal serupa di Ukraina," kata Retno.

Lebih lanjut, Retno menyebut di usianya yang ke-57 tahun, ASEAN kini menjadi kawasan yang relatif stabil secara ekonomi, perdamaian, hingga kemakmuran dibanding kawasan lain. Bahkan, saat ini pertumbuhan ekonomi di ASEAN berada di angka 4,5 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.

IMF, kata Retno, juga memprediksi pertumbuhan GDP ASEAN akan meningkat tajam, mengingat kawasan tersebut tengah menjadi global gub untuk inovasi teknologi dan perdagangan.

"Berita tentang kawasan yang damai lebih sering didengar dibanding berita tentang peperangan. Dengan melihat hal ini, kita harus bersyukur memiliki ASEAN," kata Retno.

Meski begitu, Retno mengingatkan agar semua pihak harus tetap berhati-hati terhadap kondisi yang ada dan meminta semua pihak tak terbuai. "Kita tidak boleh salah hitung, satu kesalahan saja akan menghilangkan capaian kita selama enam dekade terakhir," pungkasnya.