Puan: Indonesia Bukan Untuk Satu Orang atau Golongan Tertentu, tapi Buat Semua
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ketua DPR RI Puan Maharani. (Foto: dokumen DPR).

Jakarta, tvrijakartanews - Ketua DPR RI Puan Maharani mengaskan, Indonesia bukan negara untuk satu orang atau golongan tertentu, melainkan didirikan buat semua rakyat.

Pernyataan itu dikutip Puan melalui pidato Presiden pertama RI yang juga merupakan Proklamator, Soekarno pada 1 Juni 2024.

Dalam pidatonya, Puan mengungkit bahwa demokrasi Indonesia adalah permusyawaratan yang memberi hidup serta mampu mendatangkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.

"Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan; tetapi kita mendirikan negara semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu. All for one; One for All," kata Puan dalam pidatonya pada pembukaan Sidang Tahunan MPR dan Sidang bersama DPR dan DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Jumat (16/8/2024)

Kemudian, Puan menyinggung soal perbedaan seseorang negarawan dengan politisi. Menurut dia, seorang negarawan akan memikirkan masa depan bangsa yang menjadi lebih baik, sementara politisi akan memikirkan masa depan hasil pemilu yang harus lebih baik.

"Visi tanpa kekuasaan menjadi sia-sia, kekuasaan tanpa visi menjadi sewenang-wenang," tambah dia.

Oleh karena itu, Puan meminta praktik politik kekuasaan dalam sistem pemerintahan presidensial harus dijalankan dengan keseimbangan cabang-cabang kekuasaan. Maka, Indonesia membutuhkan negarawan yang politisi dan politisi yang negarawan.

"Sehingga kekuasaan negara dijalankan untuk kebaikan yang lebih besar; bukannya untuk membesarkan diri sendiri, kelompok, maupun kepentingan tertentu," ucap Puan.

Adapun sidang tahunan dihadir 528 anggota dari total 711 anggota MPR, DPR, dan DPD.

Sidang tahunan ini dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin serta jajaran Koalisi Indonesia Maju.

Selain itu, ada pula sejumlah tokoh lain yang menghadiri sidang tahunan ini, di antaranya Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.