
Mengajarkan Bilingual kepada anak / foto : orami.co.id
Jakarta, tvrijakartanews - Belakangan ini, semakin banyak orang tua yang mulai mengajarkan dua bahasa atau bilingual kepada anak-anak mereka sejak usia dini. Praktik ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan anak dapat menguasai lebih dari satu bahasa.
Namun, pengenalan dua bahasa sejak dini dianggap dapat memicu keterlambatan berbicara atau speech delay pada anak. Para ahli menekankan pentingnya mengenalkan bahasa utama terlebih dahulu sebelum memperkenalkan bahasa kedua. Bahasa utama adalah bahasa yang digunakan sehari-hari dalam lingkungan keluarga dan sekitar.
Jika anak tinggal di Indonesia, maka bahasa pertama yang seharusnya diajarkan adalah Bahasa Indonesia. Sebaliknya, jika keluarga pindah ke negara berbahasa Jerman seperti Jerman atau Swiss, maka bahasa Jerman menjadi prioritas utama.
"Tetap bahasa Indonesia dulu, baru bahasa Inggris. Kita sebagai orang Indonesia, boleh diajarkan bahasa Indonesia lebih dahulu," ujar Prof. Rini Sekartini di Media Briefing pada Selasa (20/8/24).
Memperkenalkan bahasa kedua seperti bahasa Inggris sebelum anak benar-benar menguasai bahasa utama dapat membuat anak bingung. Anak mungkin hanya mengenali bahasa kedua yang digunakan oleh sebagian orang, sementara bahasa utama masih asing baginya.
Akibatnya, anak bisa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang tidak menggunakan bahasa kedua tersebut. Oleh karena itu, penting untuk memastikan anak menguasai bahasa utama terlebih dahulu sebelum memperkenalkan bahasa kedua.
Prof. Rini juga menambahkan, "Boleh melatih anak untuk mempelajari lebih dari satu bahasa dengan kualitas dan kuantitas yang konsisten sama waktu yang diberikan, jangan lupa memberi stimulasi baik orang tua atau lingkungannya dan menguasai bahasa tersebut, dan digunakan untuk tujuan pemahaman, pengertian, dan berbicara atau komunikasi antara anak dan lingkungan di luar."
Jika anak sudah terlanjur mengalami keterlambatan bicara, sebaiknya fokus pada penggunaan bahasa utama saja. Setelah kemampuan bicara anak berkembang dengan baik, barulah bahasa kedua bisa diperkenalkan secara bertahap.
Pentingnya mengajarkan bahasa yang sesuai dengan lingkungan juga ditekankan oleh Prof. Rini, mengingat anak-anak tidak hanya berinteraksi di dalam rumah, tetapi juga di sekolah, tempat bermain, dan lingkungan lainnya.

