
Pameran 'Possession : To Have and To Hold' di Gajah Gallery Jakarta / foto : Sanrifa Akmalia
Jakarta, tvrijakartanews - Gajah Gallery Jakarta kembali menyelenggarakan pameran seni internasional yang menarik perhatian, menampilkan karya-karya dari seniman kontemporer asal Filipina. Pameran kelompok yang pertama kali diadakan di galeri ini dikuratori oleh Joyce Toh dan mengangkat tema yang mendalam mengenai konsep kepemilikan dalam berbagai dimensi.
Pameran ini berupaya mengeksplorasi dorongan manusia untuk mengelilingi dirinya dengan berbagai benda, tidak hanya sebagai alat atau hiasan, tetapi juga sebagai penanda identitas dan status. Karya-karya yang ditampilkan menggambarkan hubungan kompleks antara manusia dan kepemilikan, serta bagaimana benda-benda tersebut memainkan peran penting dalam membentuk ruang, waktu, dan bahkan memori kolektif kita.
Selain itu, pameran ini juga menyoroti peran penting seni Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Filipina, di kancah internasional. Melalui partisipasi dalam art fair dan biennale internasional, pameran ini semakin memperkuat kehadiran seni Asia Tenggara di panggung global.
Salah satu hal menarik dari pameran ini adalah pendekatan kurasi yang mendalam, yang menelaah bagaimana konsep kepemilikan tidak hanya terkait dengan aspek materiel, tetapi juga non-materiel. Ini mencakup fungsi simbolis yang dimiliki benda-benda dalam menandai perjalanan waktu dan hubungan antarindividu.
Pameran "Possession: To Have & To Hold" mengajak pengunjung untuk merenungkan keterikatan mereka pada benda-benda, tidak hanya karena fungsinya tetapi juga karena nilai sentimental atau estetika yang dimiliki. Pameran ini seakan memancing kita untuk mempertanyakan motif di balik dorongan manusia dalam memiliki sesuatu, baik sebagai identitas, status, maupun sebagai respon atas kehilangan.
"Possession: To Have & To Hold" akan berlangsung hingga 8 September 2024, menampilkan karya-karya dari seniman-seniman ternama seperti BenCab, Kawayan de Guia, Kiri Dalena, Leslie de Chavez, Marina Cruz, Mark Justiniani, Nona Garcia, Rocky Cajigan, dan Rodel Tapaya. Beberapa seniman ini juga sebelumnya telah bekerja sama secara intensif dengan Yogya Art Lab (YAL) di Yogyakarta.
Selain menjadi platform bagi seniman Filipina, pameran ini juga menyoroti kolaborasi antara Indonesia dan Filipina dalam bidang seni kontemporer. Acara ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Gajah Gallery untuk mendorong pertukaran budaya antara kedua negara, yang sebelumnya juga telah ditandai dengan pameran di Gajah Gallery Singapura pada Oktober 2023.
Dengan demikian, pameran ini tidak hanya menjadi representasi visual dari konsep kepemilikan, tetapi juga sebagai jembatan untuk memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Filipina, serta menegaskan peran penting Asia Tenggara di dunia seni internasional.
Menariknya, pameran ini gratis dan terbuka untuk umum, sehingga siapa pun dapat menikmati karya-karya seni kontemporer dari seniman-seniman Filipina yang terkenal. Ini adalah kesempatan langka untuk melihat dan meresapi eksplorasi mendalam tentang konsep kepemilikan tanpa biaya masuk, sekaligus mendukung pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina. Jangan lewatkan kesempatan untuk berkunjung dan merasakan pengalaman seni yang unik ini!