Isak Tangis Warnai Pembongkaran Lapak PKL di Puncak, Harus Rela Usaha Turun Menurun Dibongkar Paksa Petugas
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Isak Tangis Warnai Pembongkaran Lapak PKL di Puncak, Harus Rela Usaha Turun Menurun Dibongkar Paksa Petugas, Senin 26 Agustua 2024 / Foto: Dimas Yuga Pratama

Bogor, tvrijakartanews - Isak tangis mewarnai proses pembongkaran lapak pedagang kaki lima (PKL) yang berada di Jalur wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin 26 Agustus 2024.

Salah satu pedagang, Masroh (29) menyebut, usaha yang dijalaninya tersebut merupakan hasil turun menurun sejak dari sang nenek.

"Dari nenek saya, sudah sekitar 30 (tahun), sebelum saya lahir sudah ada," sebutnya kepada tvrijakartanews.com.

Dia pun melanjutkan, bahwa menolak atas pembongkaran yang dilakukan oleh sekitar 1.200 personel gabungan ini.

"Ini mata pencaharian saya dari dulu, masa depan saya, dari nenek saya, ibu-ibu saya, anak saya," jelasnya.

"Saya tidak mencari kekayaan cuma menyambung hidup," sambungnya.

Meski Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor telah menyiapkan lokasi relokasi di Rest Area Gunung Mas, dia bersama mayoritas pedagang lainnya tetap menolak atas rencana itu.

"Saya menolak rest area, karena tempatnya tidak menjamin. Di sini sudah banyak langganan dari dulu. Sabtu minggu saja bisa dapat Rp 1 Juta," sebutnya.

Sementara itu, Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu mengungkapkan bahwa, hari ini dilaksanakan penataan kawasan Puncak tahap kedua terhadap 196 bangunan lapak PKL.

“Hari ini maka akan dilakukan penataan sebanyak kurang lebih 196 bangunan liar yang berdiri di Puncak,” katanya, Senin 26 Agustus 2024.

Dia menjelaskan, pada pembongkaran tahap kedua ini dilakukan terhadap 196 bangunan yang sebelumnya telah melakukan pembongkaran secara mandiri.

“Dari 196 bangunan yang menjadi target, setelah dilakukan sosialisasi, sampai pada semalam 90 bangunan sudah dibongkar secara mandiri,” jelasnya.

Dia juga memastikan, penataan PKL di Jalur Puncak ini sudah sesuai dengan prosedur.

“Pada tahap kedua ini sudah dilakukan prosedur. Prinsipnya adalah penataan, penggeseran, dan relokasi," sebutnya.

"Karena pemkab Bogor melalui pemerintah pusat sudah membangun rest area bagi para pedagang di sekitar puncak,” sambungnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, masih ada beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum sempat membongkar mandiri dikarenakan ada hambatan dari peralatan.

“Kami memberikan bantuan. Hari ini didukung full team pemerintah pusat dan Forkopimda Kabupaten Bogor,” pungkasnya.

Sementara itu nantinya, dari 196 Pedagang Kaki Lima (PKL) yang lapaknya dibongkar, akan di relokasi ke rest area Gunung Mas yang telah disediakan.

Adapun personel gabungan dari unsur Satpol PP, TNI, Polri dan Dishub Kabupaten Bogor yang dikerahkan berjumlah 1.200 personel.

“Semua pedagang yang menempati bangunan liar sudah disiapkan kios di rest area gunung mas puncak. Hari ini kurang lebih 1.200 gabungan,” ungkap Asmawa.

Seperti diketahui, bahwa tahap pertama sudah dilaksanakan pembongkaran terhadap 330 bangunan liar PKL di Jalur Puncak pada beberapa waktu lalu.