Desainer Ubah Limbah Industri Menjadi Tempat Tidur Untuk Pengungsi Gaza di Mesir
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: reuters

Jakarta, tvrijakartanews - Pengusaha Mesir dan pemilik perusahaan daur ulang, Ibrahim Abougendy, telah bermitra dengan organisasi non-pemerintah untuk menyediakan tempat tidur yang terbuat dari ban mobil daur ulang dan drum mesin cuci bagi keluarga Palestina yang mengungsi dan keluarga lain yang membutuhkan.

"Hari ini kami membuat produk baru, yaitu campuran palet kayu yang biasa dipakai di perusahaan pelayaran, dalam proses pengiriman pada umumnya, baik pengiriman darat, udara, maupun laut, dengan material dari limbah keras yang kami campur dengan "ban Sostaletta" yang terdiri dari drum mesin cuci dan ban mobil sehingga menjadi tempat tidur yang nyaman untuk tidur, dengan biaya yang murah, cocok untuk saudara-saudara kita yang datang dari berbagai negara untuk membantu maupun untuk para pemuda yang ingin menikah," kata Abougendy dilansir dari reuters (28/8/2024).

Pemilik perusahaan rintisan Mobiky ini, menjual tempat tidur barunya "Sostaletta" yang terbuat dari limbah industri untuk menciptakan tempat tidur berwarna-warni yang nyaman dan berkelanjutan dengan biaya rendah. Sebuah tempat tidur harganya 70$ dan jika dilengkapi dengan kasur, harganya hampir 100$.

"Keluarga yang mengalami kesulitan memanfaatkan limbah industri ini. Drum mesin cuci digunakan sebagai panci masak dan ban mobil digunakan untuk tempat duduk di dalam tenda atau memasang bangunan sementara tempat tinggal mereka. Kami menciptakan kembali konsep-konsep ini sebagai desainer dan kreator Mesir dan menggunakannya sebagai furnitur berbiaya rendah serta kisah manusia di mana kami membantu saudara-saudara kami di penghujung hari," tuturnya.

Organisasi nonpemerintah yang bermitra dengan Abougendy mengambil tanggung jawab untuk membayar biaya tempat tidur dan kasur atas nama keluarga terlantar yang membutuhkan.

"Sekarang, kami memiliki visi dalam pikiran dan desain kami dan kami ingin mewujudkannya menjadi kenyataan di mana kami dapat merancang bangunan yang ramah lingkungan," ungkap Abougendy.