Indonesia-Africa Forum Bakal Bahas Pembiayaan Perbaikan Infrastruktur Palestina Pasca Perang
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Konferensi pers IAF dan HLF MSP 2024 di Bali. Foto M Julnis Firmansyah

Bali, tvrijakartanews - Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bogat Widyatmoko mengatakan isu Palestina akan menjadi salah satu pembahasan dalam Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2. Acara ini dihelat di Bali sejak Minggu (1/9/2024) sampai Selasa (3/9/2024).

Menurut Bogat, salah satu fokus yang dibahas dalam forum tersebut adalah pembiayaan perbaikan infrastruktur Palestina pasca dibombardir Israel.

"Kita tahu bersama kondisi di Palestina membutuhkan berbagai perbaikan, seperti infrastruktur, pendidikan, dan sebagainya. Dalam forum ini, (pembahasan Palestina) sangat terkait dengan pembiayan," kata Bogat di Bali Nusa Dua Convention Center.

Ia menjelaskan forum nantinya akan memutuskan support teknis pemberian bantuan itu. Selain itu, IAF juga akan membangun panduan teknis pemanfaatan energi biru di Palestina.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani membenarkan adanya pembahasan isu Palestina di IAF. Namun, pihkanya memerlukan kepastian gencatan senjata di Palestina sebelum bantuan diberikan.

"Tadi dijelaskan komitmen kit untuk rekonsutkri Palestina itu langkah penting. Tapi semua langkah itu tak bisa dilakukan tanpa terwujudnya penghentian kekerasan. Jadi tantangan pertama kita adalah gencatan senjata, baru kita bisa bicara tentang perdamaian dan baru rekonsturki. Itu adalah proses yang panjang dan pelik. Itu sebuah tantangan dan Indonesia akan terus aktif dalam melakukan ini," kata Abdul.

Sebelumnya dalam forum yang sama, Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong kedamaian dan kemerdekaan negara Palestina dari gempuran serangan Israel. Menurut dia Indonesia Afrika Parliamentary Forum (IAPF) 2024 harus mewujudkan perdamaian tersebut.

"Di negara demokrasi, parlemen akan berperan menentukan kebijakan suatu negara, apakah akan memulai perang, atau menempuh cara damai. Termasuk dalam hal ini kita perlu memperjuangkan perdamaian penuh Palestina, menghentikan perang di Gaza," kata Puan.

Tidak hanya Palestina dengan Israel, politikus PDIP itu juga meminta, perang Ukraina dengan Rusia disudahi. Sehingga, kerja sama yang dibangun ke depannya, harus saling menguntungkan.

"Kerja sama yang saling menguntungkan, memperkuat multilateralisme dan bukan melakukan kebijakan unilateral. Sebagai wakil rakyat, kerja sama antar Parlemen ini juga dapat menjadi jembatan hubungan antara antar masyarakat Afrika dan Indonesia," ucap Puan.