Kongo Gelar Pemakaman Massal Korban Konflik Timur
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: reuters

Jakarta, tvrijakartanews - Kota Goma di bagian timur Kongo mengadakan upacara peringatan pada Senin 2 September untuk 200 korban konflik antara tentara dan pemberontak yang melancarkan pemberontakan baru di wilayah timur negara Afrika tengah yang dilanda milisi. Waktu dan keadaan pembunuhan tersebut tidak jelas. Pihak berwenang mengatakan semuanya adalah korban langsung atau tidak langsung dari pertempuran tersebut, mulai dari warga sipil tak bersenjata hingga pasukan pertahanan sukarela.

"Satu-satunya penyesalan saya adalah melihat bagaimana rekan senegara saya dibantai seperti ini. Saya tidak punya saudara di antara mereka yang tewas, tetapi saya sangat sedih melihat bagaimana orang-orang Kongo meninggal dalam jumlah yang begitu besar," ujar Misingi Lupango Gentille, salah satu penduduk Goma.

Peringatan tersebut dihadiri oleh pejabat pemerintah yang datang dari Kinshasa, pejabat setempat dan anggota keluarga. Pemberontak M23 yang dipimpin suku Tutsi telah melancarkan pemberontakan baru di wilayah timur negara Afrika tengah yang dilanda milisi sejak tahun 2022. Pemerintah Kongo, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat, dan pemerintah Barat lainnya menuduh Rwanda mendukung kelompok tersebut. Rwanda membantah tuduhan tersebut, yang telah memperburuk hubungan dengan Kinshasa.

"Hari ini, kita berkumpul dalam suasana yang dipenuhi kesedihan dan martabat, untuk memberikan penghormatan kepada 200 jiwa tak berdosa yang terpisah dari keluarga dan komunitas mereka akibat kekerasan yang tak berperikemanusiaan. Para korban ini, yang terperangkap dalam perang dan agresi yang dahsyat, adalah simbol tragis dari penderitaan yang ditimbulkan oleh kebrutalan manusia. Setiap nyawa yang hilang adalah pengingat yang memilukan tentang biaya kekerasan yang tak dapat diterima," kata Republik Demokratik Kongo, Menteri Hak Asasi Manusia, Chantal Chambu Mwavita.

Pertempuran tersebut telah memaksa lebih dari 1,7 juta orang meninggalkan rumah mereka di Kivu Utara, sehingga jumlah total warga Kongo yang mengungsi akibat berbagai konflik mencapai rekor 7,2 juta, menurut perkiraan PBB.

Kongo juga merupakan episentrum wabah mpox yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global bulan lalu. Vaksin akan segera tiba dalam beberapa hari untuk melawan jenis virus baru tersebut.