Kadin Usulkan Indonesia Adopsi Pembiayaan Kreatif Bagi UMKM
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid (kanan). (Humas Kadin)

Jakarta, tvrijakartanews - Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengusulkan Indonesia untuk mengadopsi skema pembiyaan kreatif (creative financing) yang menyasar kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pembiyaan ini dinilai mampu memberikan uang terbaik bagi UMKM.

"Kita harus melihat metode lain dari sisi pembiayaan agar lebih kreatif sehingga bisa memberikan yang terbaik, khususnya untuk UMKM," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid di Badung, Bali, Selasa (3/9/2024).

Arsjad mengatakan salah satu skema yang bisa diterapkan adalah blended finance, sebuah konsep yang menggabungkan pembiayaan dari lembaga keuangan tradisional dengan sumber dana lain, seperti filantropis.

"Menurut saya, India bisa menjadi rujukan Indonesia dalam menerapkan blended finance untuk UMKM," ujarnya.

Dikatakan Arsjad, di negara India, UMKM yang mendapatkan proyek dari perusahaan besar bisa mengakses pembiayaan yang memungkinkan mereka mendapatkan pinjaman dengan suku bunga kompetitif.

Sebab, perbankan bersaing menawarkan suku bunga yang lebih rendah kepada UMKM yang bermitra dengan perusahaan besar, sehingga risiko pembayaran juga relatif rendah.

"Jadi, membuat suatu bidding di mana bunga bukan naik ke atas, tapi turun. Ini salah satu pembiayaan kreatif yang ada. Dengan demikian, itu bisa membantu UMKM kita, karena bagaimana pun kita perlu menurunkan biaya bunga untuk UMKM," tuturnya.

Pembiayaan untuk UMKM menjadi salah satu topik yang didiskusikan dalam HLF MSP 2024. Hal ini bertujuan menjadi upaya mengajak dunia bersama-sama menghadapi tantangan polycrisis yang dialami dunia, termasuk penguatan kolaborasi lintas sektor guna mengatasi ketimpangan pendanaan pembangunan bagi UMKM.

Salah satu inisiatif yang akan dibahas adalah Global Blended Finance Alliance (GBFA), sebuah mekanisme kolektif yang bertujuan untuk menyediakan pendanaan yang berkelanjutan dan inklusif bagi UMKM.

Mekanisme pendanaan alternatif ini dinilai penting untuk mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Suistainable Development Goals (SDGs) 2030, meningkatkan investasi inbound-outbound, dan memperkuat microfinance.