SKK Migas Nilai Target Produksi Minyak 1 Juta Barel di Tahun 2030 Tak Realistis
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto

Jakarta, tvrijakartanews - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Bumi (SKK Migas) menilai target produksi minyak 1 juta barel di 2030 tidak realistis. Pasalnya, banyak tantangan yang dihadapi beberapa tahun terakhir, salah satunya karena dampak pandemi Covid-19.

"Pandemi Covid-19 mengakibatkan gangguan signifikan terhadap operasi lapangan, eksplorasi, dan investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas)," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Dwi mengatakan penurunan drastis harga minyak yang sempat turun di bawah US$ 20 per barel. Hal ini membawa dampak bagi para investor enggan untuk mengalokasikan anggarannya untuk kegiatan di sektor hulu migas.

"Itu yang kita hadapi dan itu 2,5 tahun sampai 3 tahun. Jadi kalau bicara apakah target ini realistis atau tidak, untuk 2030 tentu tidak," ujarnya.

Selain itu, Dwi tetap target produksi gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) dapat tercapai.

"Terlebih, setelah pandemi kegiatan eksplorasi gas kembali aktif dan beberapa KKKS berhasil menemukan cadangan gas besar," jelasnya.

Dikatakan Dwi, Misalnya seperti ENI dan Mubadala yang menunjukkan komitmen kuat untuk mempercepat pengembangan proyek gas dan mempercepat fase produksi.

"Tapi gas kita optimis karena waktu eksplorasi setelah pandemi kita temukan cadangan gas besar dan menjadi proyek yang alhamdulillah KKKS baik ENI, Mubadala sama sama punya tekad mempercepat onstream produksi gas," pungkasnya.