
Foto : Dokumentasi Humas Pemkab Tangerang. Salah satu aktivitas di Posyandu Manggis, Desa Daru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang.
Tangerang, tvrijakartanews - Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Tangerang per Juni 2024 mencapai 60 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan, yaitu 55 per 100.000 kelahiran hidup. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Tangerang terus berupaya mengatasi kematian ibu dan bayi serta kasus stunting melalui berbagai program kesehatan. Salah satunya dilakukan melalui kegiatan Jejaring Pelayanan Antenatal Care (ANC) dan Rujukan Stunting.
“Kita sedang menghadapi tantangan besar terkait kesehatan ibu, bayi, dan stunting. Ini harus menjadi perhatian bersama, dan kami sedang bekerja keras untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta stunting di Kabupaten Tangerang,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Ahmad Muchlis melalui keterangan tertulis pada Kamis (19/9/2024).
Meski angka kematian ibu masih terbilang tinggu, namun angka kematian bayi di Kabupaten Tangerang sudah rendah yakni 3 per 1.000 kelahiran hidup. Adapun angka stunting di Kabupaten Tangerang juga masih menunjukkan tren kenaikan yang harus terus ditekan.
Berdasarkan hasil Survei Status Kesehatan Indonesia, angka stunting naik mencapai 26,4 persen pada tahun 2023. Angka ini melonjak dari 21,1 persen pada tahun 2022.
“Pelayanan antenatal care sangat penting untuk mempersiapkan calon ibu agar siap menjalani kehamilan dan melahirkan dalam kondisi sehat. Kami juga terus mengedukasi para remaja putri, calon pengantin, dan pasangan usia subur tentang pentingnya perencanaan kehamilan sehat dan deteksi dini,” jelasnya.
Selain itu diperlukan juga pendekatan strategis dan komprehensif untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Empat strategi utama penyelamatan ibu dan bayi meliputi masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, serta masa pasca persalinan dan bayi baru lahir.
"Di setiap fase tersebut, pelayanan kesehatan yang optimal harus dilakukan, terutama dalam skrining layak hamil dan deteksi dini risiko kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Endang Widyastiwi mengatakan, rumah sakit memiliki peran penting dalam mempercepat penurunan angka prevalensi stunting. Selain rumah sakit, fasilitas kesehatan masyarakat lain seperti puskesmas dan posyandu juga menjadi garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat mengenai gizi baik dan seimbang untuk ibu hamil dan bayi.
"Kami RSU Kabupaten Tangerang ikut berperan aktif membantu menurunkan kasus stunting dengan sosialisasi di masyarakat lewat Puskesmas dan posyandu, dengan menurunkan 3 dokter spesialis untuk membantu deteksi dini kehamilan, balita gizi buruk dan stunting baik asupan makan maupun terapinya," terangnya.
Sebagai informasi, angka prevelensi stunting di Kabupaten Tangerang sampai bulan Juni pada tahun 2024 turun mencapai 7,7 persen. Hasil ini telah melampaui target penurunan prevelensi stunting nasional sebesar 14 persen.

