
Gambar: AlexAnton/Shutterstock.com
Jakarta, tvrijakartanews - Atmosfer yang lebih tinggi penuh dengan fenomena aneh dan salah satu yang penting untuk komunikasi dan navigasi adalah gelembung plasma khatulistiwa (EPB). Ini adalah kantong gas super panas yang terbentuk di garis lintang rendah, biasanya setelah matahari terbenam. Mereka masih kurang dipahami, dan mengingat bahwa mereka memengaruhi hubungan Bumi dengan luar angkasa, penting untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
Penemuan gelembung plasma besar di atas Mesir sendiri bukanlah berita besar. Puluhan EPB ini terbentuk setiap tahun di wilayah tertentu. Yang menarik adalah dari mana gelembung itu diamati. Pengamatan biasanya dilakukan dari luar angkasa untuk mendapatkan pandangan global. Pengamatan juga dapat dilakukan dari darat, mengamati wilayah ionosfer terdekat, namun, karena kelengkungan tanah, radar dapat mengalami kesulitan melihat target di bawah cakrawala.
Melansir IFL Science (22/9/2024) para peneliti di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok melaporkan deteksi di atas Mesir dari pulau Hainan, di Laut Cina Selatan yang berjarak 8.000 kilometer (4.970 mil). Di sana, peneliti Tiongkok telah membangun radar ionosfer jarak jauh lintang rendah, atau LARID. Ini adalah sistem radar yang dapat mengawasi ketidakteraturan yang disebabkan oleh gelembung plasma. Sama seperti transmisi radio yang dapat dikirim ke seluruh dunia dengan memantulkannya ke plasma ionosfer, radar dapat dikirim dengan cara yang sama.
Kemampuan LARID terletak pada penerimaan sinyal kembali dan penafsirannya sebagai variasi yang disebabkan oleh gelembung plasma ini. Jangkauan deteksinya sangat jauh, yakni 9.600 km (5.965 mil). Jarak yang meningkat tiga kali lipat dalam waktu kurang dari setengah tahun seiring dengan peningkatan kinerjanya.
Jadi gelembung di atas Giza bukanlah hal baru, tetapi melihat perubahan secara langsung dari Tiongkok adalah hal yang luar biasa. Para peneliti menyarankan bahwa menciptakan jaringan radar semacam itu dapat menjadi hal yang revolusioner untuk memantau peristiwa-peristiwa ini.
“Hasilnya memberikan wawasan yang berarti untuk membangun jaringan radar OTH [Over-The-Horizon] lintang rendah di masa depan, yang terdiri dari tiga hingga empat radar OTH [dan] dapat memiliki kemampuan untuk memperoleh EPB global secara real time,” tulis para penulis dalam makalah mereka.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Geophysical Research Letters ini menjelaskan EPB berubah dari musim ke musim, mirip seperti cuaca. Namun tidak seperti cuaca. EPB juga dipengaruhi oleh aktivitas matahari, EPB adalah cuaca antariksa. Kemampuan untuk memperkirakan EPB, di berbagai properti seperti lokasi, ukuran, dan waktu, dapat menjadi sangat penting untuk mengurangi gangguan besar yang dialami oleh satelit.
Satelit digunakan untuk komunikasi, navigasi, dan keuangan. Gangguan ini mungkin terbatas pada sebagian kecil Bumi.

