
Kun Wardana Fokus Digitalisasi yang Diharapkan Mengurangi Kemacetan dan Tingkatkan Perekonomian. Foto : Achmad Basofi
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Wakil Gubernur nomor urut 2, Kun Wardana Abiyoto menegaskan bahwa digitalisasi menjadi fokus utama dalam upaya mengurangi kemacetan dan meningkatkan perekonomian.
Menurutnya, dengan mengurangi kebutuhan perjalanan fisik, diharapkan kemacetan di jalan dapat diminimalisir.
Digitalisasi atau penggunaan elektronik untuk kebutuhan sehari-hari tidak hanya untuk mengurangi perjalanan, tetapi juga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Jadi itu memang sudah menjadi perhatian kami. tapi pada intinya bahwa dengan konsep digitalisasi ini, yang tadinya orang berpergian nah ini kan bisa dikurangi. Dan dengan dikurangi ini diharapkan juga bisa menjadi faktor mengurangi kemacetan di jalan," kata Kun kepada wartawan yang dikutip, Jumat (27/9/2024).
Ia mengatakan, bahwa program-program fisik yang sudah ada juga penting, tetapi potensi digitalisasi dalam menciptakan lapangan kerja dengan biaya yang rendah perlu diperhatikan.
"Tapi memang kita sudah punya program-program yang fisik mengenai itu. Tapi saya ingin menekankan bahwa digitalisasi ini bisa meningkatkan perekonomian," lanjut Kun.
"Bisa meningkatkan DJP. Tetapi dengan biaya yang seminimal mungkin bisa meningkatkan lapangan kerja, bahkan bisa meningkatkan harapan hidup orang banyak," sambungnya.
Untuk sektor kesehatan, Kun menekankan pentingnya pengobatan preventif untuk mengurangi biaya yang lebih besar ketika seseorang sudah jatuh sakit.
"Tadi saya sampaikan misalnya salah satunya di sektor kesehatan, bagaimana preventive treatment atau preventive medicine ini bisa mengurangi cosh yang besar dari, kalau orang itu sudah sakit, kuratif, biayanya jauh lebih mahal," kata Kun.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa digitalisasi memiliki sisi positif dan negatif. Sisi negatifnya, masuknya budaya luar yang cenderung individualis dan hedonis bisa mengubah nilai-nilai masyarakat, menjadikan materi sebagai tolok ukur kesuksesan.
Hal ini perlu menjadi perhatian agar digitalisasi dapat diimplementasikan secara bijak.
"Tapi juga ada hal yang sangat penting, digital ini punya dua sisi, ada sisi baik, ada sisi buruknya. Sisi buruknya, kalau budaya luar ini masuk, kita tahu budaya luar lebih ke arah konsep-konsep individualis, hedonis, kemudian juga tolak ukur materi sebagai tingkat kesuksesan," terangnya.

