
Foto: reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Badan pengungsi PBB mengatakan pada hari Jumat 27 September, lebih dari 30.000 orang menyeberang ke Suriah dari Lebanon dalam 72 jam terakhir. Pengungsian ini dipicu oleh konflik antara Israel dan Hizbullah yang terus meningkat.
Mengutip reuters (28/9/204) Gonzalo Vargas Llosa, perwakilan UNHCR di Suriah mengatakan sekitar 80% orang yang menyeberang adalah warga Suriah dan sekitar 20% adalah warga Lebanon. Setengahnya adalah anak-anak dan remaja, dan jumlah laki-laki yang menyeberang lebih sedikit daripada perempuan.
"Mereka berpindah dari negara yang sedang berperang ke negara yang telah menghadapi konflik krisis selama 13 tahun. Kita harus melihat dalam beberapa hari ke depan berapa banyak lagi yang akan melakukan hal yang sama," kata Vargas Llosa dalam konferensi pers di Jenewa, yang menyebutnya sebagai pilihan yang sangat sulit.
Ia mengatakan UNHCR telah bekerja sama dengan pemerintah Suriah dan mitra-mitranya untuk meningkatkan penerimaan dan pemrosesan para pendatang, dan bahwa Suriah mengizinkan warga negara Lebanon masuk untuk waktu yang tidak ditentukan asalkan mereka memiliki semacam surat yang mencantumkan nama mereka. Lebanon adalah rumah bagi sekitar 1,5 juta warga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara di negara mereka sendiri.
Menteri luar negeri Israel telah menolak seruan global untuk gencatan senjata dengan kelompok Hizbullah yang didukung Iran dan terus melancarkan serangan udara yang minggu ini telah meningkatkan kekhawatiran akan perang regional.
Konflik antara pasukan Israel dan Hizbullah yang bersenjata lengkap adalah yang terburuk dalam lebih dari 18 tahun dan merupakan bagian dari limpahan regional perang Gaza.
Secara total, lebih dari 200.000 orang di Lebanon telah mengungsi akibat konflik, kata koordinator kemanusiaan PBB di Lebanon dalam konferensi pers.