
Solusi Mengatasi Tawuran di Jakarta, Dharma: Kembali pada Nilai Adab. Foto : Achmad Basofi
Jakarta, tvrijakartanews - Dalam konteks darurat tawuran yang melanda Jakarta, Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun menekankan pentingnya pemahaman nilai adab sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Menurutnya, tawuran tidak akan terjadi jika adab di kalangan generasi muda terjaga dengan baik.
"Adab, tidak akan ada tawuran kalau adabnya baik," kata Dharma kepada wartawan di Kampung Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (2/10/2024) sore.
Dharma menjelaskan, bahwa untuk mengurangi tawuran, peran orang tua sangat krusial. Anak-anak memiliki orang tua yang harus bertanggung jawab dalam mendidik anaknya.
Ia mengatakan, semua harus mulai memahami makna adab yang dimulai dari lingkungan rumah.
"Bagaimana untuk membuat tidak tawuran, Anak itu kan punya orang tua. Orang tuanya siapa? Nah makanya kita semua, termasuk kita semua harus mulai memahami makna adab, adab kita mulai dari rumah," kata Dharma.
Kemudian ia juga menyoroti bahwa masalah tawuran sering kali dianggap sebagai fenomena hilir, tanpa menyelesaikan akar penyebabnya.
Menurut Dharma, kebijakan yang tidak tepat seringkali membuat kelompok tertentu merasa terpinggirkan. Padahal mereka adalah manusia yang memiliki hak untuk hidup dan berjuang untuk kehidupannya.
"Ini yang banyak tidak dipahami orang, ada taburan itu cuma hilir, masalah yang muncul disebabkan akar masalahnya tidak diselesaikan. Kesulitan yang ada ini akibat apa? Kebijakan yang tidak berada. Yang memang membuat termarginalkan," jelas Dharma.
"Padahal mereka adalah manusia-manusia yang wajib, yang memiliki hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya," lanjutnya.
Lebih lanjut, Dharma menekankan bahwa pendidikan atau sekolah yang ada saat ini, sebenernya cukup berlangsung hanya tiga jam sehari, yang terpenting cukup untuk mengisi jiwa dan karakter siswa.
"Selama ini orang sudah kehilangan adab. Mereka bersekolah, tapi nggak ngisi jiwanya dari apa yang dipelajarinya. Sekolah cukup 3 jam sehari," kata Dharma.
Dharma menambahkan, sekolah harus lebih dari sekadar tempat duduk, tetapi juga harus jadi tempat menghargai keunikan setiap individu dan menanamkan nilai-nilai moral yang kuat.
Dengan langkah-langkah ini, ia berharap masyarakat bisa bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih baik dan mengurangi kekerasan di kalangan remaja.
"Manusia jangan dipaksa duduk kalau dia bukan keunikannya dari Tuhan duduk. Jadi kita harus tahu bahwa manusia itu punya keunikannya masing-masing. Yang harus ditanamkan adalah value. Nilai-nilai moral," tambahnya.

