PBB: Debit Sungai Global Capai Titik Terendah Sepanjang Sejarah pada 2023
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Crypto Hermawan

Foto: reuters

Jakarta, tvrijakartanews - Aliran sungai di seluruh dunia turun ke titik terendah sepanjang masa tahun lalu di tengah rekor panas. Peristiwa ini membahayakan persediaan air di era permintaan yang terus meningkat berdasarkan laporan badan cuaca PBB pada Senin 7 Oktober 2024.

Kekeringan yang berkepanjangan memangkas aliran sungai di sebagian besar wilayah Amerika Utara, Tengah, dan Selatan. Sehingga, lembah Sungai Mississippi dan Amazon melaporkan rekor tingkat air terendah pada tahun 2023, menurut laporan State of Global Water Resources yang didasarkan pada data selama 33 tahun terakhir.

Cekungan sungai Gangga dan Mekong juga mengalami kondisi di bawah rata-rata. Secara keseluruhan, 50% daerah tangkapan air global menunjukkan kondisi abnormal, dengan sebagian besar mengalami defisit, sehingga mengurangi ketersediaan air untuk pertanian dan industri.

"Air menjadi indikator paling jelas tentang masa kesusahan iklim kita, namun, sebagai masyarakat global, kita tidak mengambil tindakan untuk melindungi cadangan ini," kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo kepada wartawan dalam jumpa pers di Jenewa dikutip dari reuters (7/10).

Dia memperingatkan bahwa siklus air menjadi semakin tidak menentu karena perubahan iklim dan menyerukan peningkatan pemantauan hidrologi untuk melacak dan menanggapi perubahan tersebut. Kekeringan Amazon telah terulang tahun ini, dengan munculnya gundukan lumpur di beberapa segmen yang sebelumnya dapat dilalui pelayaran.

Direktur Hidrologi WMO, Stefan Uhlenbrook, mengatakan bahwa ia memperkirakan akan terjadi lebih banyak kelangkaan air tahun ini di wilayah dunia yang melaporkan rekor panas baru. Laporan WMO menunjukkan bahwa rekor panas tahun lalu juga mengakibatkan hilangnya massa gletser dunia terbesar dalam 50 tahun. Secara keseluruhan, gletser kehilangan 600 gigaton air dalam tahun pencairan ekstrem.

Sungai-sungai yang dialiri oleh gletser seperti di Eropa dan Skandinavia mengalami aliran sungai yang tinggi sebagai akibatnya, kata Uhlenbrook, tetapi mengatakan hal ini akan menurun secara signifikan di tahun-tahun mendatang.