Motivasi dan Tantangan Generasi Sandwich dalam Kepemilikan Rumah: Apa Kata Pakar?
FeatureNewsHot
Redaktur: Crypto Hermawan

Media Talk Show "Langkah Generasi Sandwich Menuju Kepemilikan Properti" di Rumah Wijaya Jakarta / foto : Sanrifa Akmalia

Jakarta, tvrijakartanews - Fenomena generasi sandwich yang terhimpit antara kebutuhan keluarga dan tuntutan finansial semakin mendapatkan sorotan. Salah satu pemicu perhatian ini adalah film "Home Sweet Loan" yang tengah tayang di bioskop. Film ini menggambarkan dengan apik situasi yang sering dihadapi oleh generasi sandwich, terutama dalam hal kepemilikan rumah.

Menyusul hal tersebut, Pinhome bekerja sama dengan YouGov Indonesia meluncurkan laporan berjudul "Langkah Generasi Sandwich Menuju Kepemilikan Properti." Menurut hasil riset yang terangkum dalam laporan tersebut, terdapat sekitar 41 juta generasi sandwich di Indonesia.

Meskipun berada dalam tekanan finansial dari berbagai sisi, generasi ini tetap bersemangat untuk memiliki hunian sendiri. General Manager YouGov Indonesia, Edward Hutasoit, menjelaskan bahwa motivasi terbesar yang mendorong generasi sandwich untuk memiliki rumah adalah demi kepentingan keluarga.

"Generasi sandwich ketika ditanyakan motivasi kepemilikan properti, 49% menjawab karena kebutuhan keluarga. Kemudian sebesar 48% karena stabilitas bagi keluarganya. Lalu 34% karena bisa memiliki lokasi yang lebih baik, 34% investasi, 22% peningkatan gaya hidup," ujar Edward dalam Press Conference Pinhome dan YouGov di Rumah Wijaya Jakarta pada Selasa (8/10/24).

Namun, meskipun memiliki motivasi yang kuat, generasi sandwich masih harus menghadapi beberapa tantangan besar dalam proses pembelian properti. Berdasarkan laporan tersebut, tantangan terbesar yang dihadapi oleh mereka adalah menemukan properti yang tepat serta masalah biaya yang kerap menjadi beban.

Laporan ini mengidentifikasi tiga tantangan utama dalam kepemilikan rumah bagi generasi sandwich, yaitu: menemukan properti yang sesuai, biaya tambahan yang sering kali berlebihan dan kurang transparan, serta cicilan yang tinggi.

Menghadapi tantangan tersebut, Edward menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, terutama penasihat keuangan. "Generasi sandwich membutuhkan dukungan dari penasihat keuangan yang bisa membantu mereka merencanakan dan mengelola keuangan dengan lebih baik," tambahnya.

Almira Bastari, penulis novel "Home Sweet Loan" yang kini telah diadaptasi menjadi film, turut memberikan pandangannya. Ia mengatakan, "Isu generasi sandwich dan kepemilikan properti ternyata sangat relatable untuk banyak orang, terbukti dari filmnya yang hingga saat ini sudah tembus 1 juta penonton dan respon di sosial media yang luar biasa. Pesan saya untuk generasi sandwich adalah jadilah pribadi yang empowered dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk membeli rumah sambil membantu keluarga."

Dalam konteks ini, peran penasihat dan dukungan dari pihak-pihak terkait sangatlah penting. Tidak hanya untuk membantu generasi sandwich dalam proses pembelian properti, tetapi juga untuk memberikan rasa aman dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik bagi masa depan mereka dan keluarga.