Foto: reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Jutaan orang di Afrika bagian selatan menghadapi krisis pangan terburuk dalam beberapa dekade. Program Pangan Dunia pada Selasa 15 Oktober, memperingatkan bahwa kemampuannya untuk memberikan bantuan berisiko dibatasi oleh kekurangan dana.
PBB mengatakan di tengah kondisi kekeringan yang bersejarah, lima negara yakni Lesotho, Malawi, Namibia, Zambia dan Zimbabwe telah menyatakan keadaan bencana dan menyerukan dukungan kemanusiaan internasional. Sementara, Angola dan Mozambik juga terkena dampak parah.
Sementara itu, juru bicara WFP Tomson Phiri dalam jumpa pers di Jenewa mengatakan saat ini, sekitar 21 juta anak mengalami kekurangan gizi. Badan tersebut menurut reuters, berencana untuk menyalurkan distribusi makanan. Dalam beberapa kasus, bantuan tunai kepada lebih dari 6,5 juta orang di tujuh negara yang paling terkena dampak untuk menutupi apa yang disebut musim paceklik hingga panen berikutnya pada Maret 2025.
Namun WFP mengatakan pihaknya hanya menerima sekitar seperlima dari $369 juta (338,36 juta euro) yang dimintanya.
"Rencana kami sekarang masih belum jelas karena kekurangan dana yang sangat besar. Jika kami tidak menerima sumber daya tambahan, jutaan orang berisiko mengalami musim paceklik terburuk dalam beberapa dekade tanpa bantuan," kata Phiri.
Berbicara pada pengarahan yang sama, kepala delegasi ICRC untuk Nigeria, Yann Bonzon mengatakan bahwa jumlah anak-anak yang menderita gizi buruk parah yang dirawat di pusat-pusat kesehatan ICRC di timur laut Nigeria telah meningkat sebesar 24% dalam satu tahun. Selain itu, 6,1 juta orang di wilayah Cekungan Danau Chad tidak akan memiliki cukup makanan dalam beberapa bulan mendatang.
Ia menambahkan bahwa kekeringan yang diikuti oleh banjir besar di wilayah tersebut akan meningkatkan jumlah orang yang membutuhkan makanan selama beberapa bulan mendatang dari 3,6 juta menjadi 5 juta orang.