Survei Poltracking Indonesia, Elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono Capai 51,6 Persen Pasca Debat Pertama
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil alias RK dan Suswono. Foto M Julnis Firmansyah

Jakarta, tvrijakartanews - Pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK dan Suswono (RIDO) unggul dalam survei elektabilitas terbaru yang digelar Lembaga Survei Poltracking Indonesia. Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan survei tersebut digelar setelah debat Pilkada Jakarta 2024 pada 6 Oktober 2024.

Hanta mengatakan elektabilitas RIDO jauh di atas dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta lainnya.

"Paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil dan Suswono mendapatkan elektabilitas 51,6 persen. Kemudian pasangan nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana elektabilitasnya 3,9 persen. Pramono Anung-Rano Karno elektabilitasnya 36,4 persen. Jadi, selisihnya cukup lumayan. Tapi, masih ada sekitar satu bulan lebih kalau dari pengambilan data,” ujar Hanta Yuda saat merilis hasil survei tersebut, Kamis (24/10/2024).

Hanta mengatakan elektabilitas RIDO terus tumbuh. Sebab berdasarjan hasil survei yang dirilis oleh Poltracking Indonesia pada September 2024, elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono berada pada angka 47,5 persen. Jika merujuk hasil survei hari ini, elektabilitas pasangan RIDO naik sebanyak 4,1 persen.

Dalam paparan tersebut, Hanta Yuda mengungkapkan bahwa salah satu pertimbangan pemilik suara di Jakarta menentukan pilihan adalah kepercayaan mereka terhadap hasil kerja para calon gubernur dan wakil gubernur. Poltracking Indonesia mendapati Ridwan Kamil sebagai calon gubernur yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Jakarta.

Elektabilitas politisi Partai Golkar yang pernah menjadi gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 itu mencapai angka 54,8 persen. Mengacu pada angka tersebut, peluang pilkada Jakarta berlangsung satu putaran masih sangat terbuka.

Apalagi bila melihat angka elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono sebesar 51, persen dan elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur yang menembus angka 54,8 persen. Namun demikian, dinamika satu bulan jelang hari pemilihan tetap harus menjadi perhatian. Sebab, masih ada banyak kemungkinan.

”Kalau melihat dari data ini, dari sisi elektabilitas memang ada potensi pilkada di Jakarta akan berlangsung satu putaran. Meski angkanya relatif masih pas di 51 persen, kalau menggunakan data per hari ini yang berpotensi memenangkan pilkada Jakarta adalah paslon nomor 1 Ridwan Kamil-Suswono dengan angka 51,6 persen,” ungkap Hanta Yuda.

Atas berbagai hasil survei yang bermunculan, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa dirinya bersama Suswono fokus pada kerja-kerja dan pembuktian kepada masyarakat Jakarta. Pasangan RIDO menegaskan komitmen mereka untuk menghadirkan pemilu yang sehat dan bermartabat. Karena itu, yang perlu dilakukan adalah menghadirkan program-program untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Jakarta.

”Kalau hasil surveinya kurang menyenangkan, jawabannya adalah tingkatkan kegiatan kampanye. Kalau hasilnya bagus, tidak boleh lengah dan tetap kerja. Kerja itu kan ada blusukan, ada sapa warga, ada medsos, dan lain sebagainya. Saya akan terus bekerja melakukan kegiatan sampai akhir masa kampanye, apapun hasil surveinya,” katanya.

Sebelumnya, Ridwan Kamil dan Suswono disebut mengalami penurunan elektabilitas versi Lembaga Survei Indonesia. Menanggapi hasil sigi tersebut, RK meminta untuk membahas survei dari Poltracking yang menurutnya lebih relevan.

"Mending bahas survei Poltracking. Sudah liput Poltracking belum? Saya tanya, itu dulu. Nanti enggak relevan jawabannya kalau belum," ujar RK di Gedung Peninsula, Jakarta Barat, Kamis (24/10/2024).

RK menekankan bahwa strategi kampanye tidak akan berubah meski ada perbedaan hasil survei. Ia menyatakan bakal terus bekerja hingga akhir masa kampanye tanpa terpengaruh oleh hasil survei.

“Kalau hasil survei bagus, tidak boleh lengah dan tetap kerja keras. Kerja itu kan ada blusukan, ada sapa warga, ada medsos, dan lain sebagainya. Kalau hasil surveinya kurang menyenangkan, jawabannya adalah tingkatkan kegiatan kampanye,” tutup RK.