Dharma Pongrekun: Kebijakan untuk Mendukung ASI Eksklusif bagi Ibu Pekerja
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Crypto Hermawan

Dharma Pongrekun: Kebijakan untuk Mendukung ASI Eksklusif bagi Ibu Pekerja. Foto : YouTube KPU Jakarta

Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun mengungkapkan upaya mendukung ibu pekerja untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, kebijakan yang komprehensif sangat diperlukan.

Ia menuturkan, langkah pertama adalah memastikan asupan makanan bergizi, seperti daun katuk, yang berperan penting dalam kelancaran produksi ASI.

Dengan nutrisi yang tepat, kebutuhan untuk menggunakan pompa ASI dapat diminimalisir.

"Saya akan tambahkan sedikit. Untuk memastikan air susu ibu lancar, perlu disediakan asupan makanan bergizi, seperti daun katuk, agar tidak perlu lagi memaksakan untuk menggunakan alat pompa ASI," kata Dharma.

Hal ini disampaikan Dharma saat dalam acara debat kedua di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol, Jakarta Utara, Minggu (27/10/2024) malam.

Lebih lanjut menurutnya, perusahaan harus menyediakan ruang laktasi yang memadai dan memberikan fleksibilitas waktu bagi ibu untuk menyusui.

Ia mengatakan, dalam era digital, penerapan kerja jarak jauh bisa menjadi solusi efektif, memungkinkan ibu tetap menjalankan tanggung jawab pekerjaan sambil merawat anak.

"Perusahaan atau pabrik perlu menyediakan tempat yang memadai agar ibu memiliki waktu untuk menyusui anaknya. Jika memungkinkan, ibu yang sedang menyusui bisa bekerja dari rumah dengan konsep kerja jarak jauh," kata Dharma.

"Sehingga ia tetap dapat menjalankan pekerjaannya tanpa harus keluar rumah," sambungnya.

Ia menjelaskan, bahawa Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2024 memberikan kerangka kerja yang jelas mengenai kesejahteraan ibu dan anak.

"Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2024 yang mengatur tentang kesejahteraan ibu dan anak sebenarnya sudah mengatur secara detail mengenai hal ini," jelasnya.

Ia pun mengatakan, dalam konteks seribu hari pertama kehidupan itu harus memastikan ketersediaan dokter, ruang laktasi, dan peningkatan layanan Posyandu.

Menurut Dharma, hal ini penting untuk mencegah stunting, yang di Jakarta masih mencapai angka 14 persen.

Dengan implementasi kebijakan ini, ia mengatakan, dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta mencegah masalah stunting secara efektif. Aksi nyata dan komitmen dari semua pihak diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

"Seribu hari pertama merupakan waktu penting untuk menjaga kesehatan bayi. Untuk itu, aksi nyata yang perlu dilakukan adalah, pertama, menyediakan dokter; kedua, menyediakan ruang laktasi; ketiga, meningkatkan layanan Posyandu," kata Dharma.

"Yang paling penting, upaya ini dilakukan untuk mencegah stunting, yang angkanya di Jakarta masih cukup tinggi, sekitar 14 persen. Dengan pelaksanaan aksi-aksi ini, saya yakin kita dapat mencegah stunting," tambahnya.