Dharma Pongrekun Ingin Masyarakat Sadar: Waspadai Janji-janji Manis Calon Pemimpin. Foto : Achmad Basofi
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak dalam janji-janji manis yang sering kali hanya muncul dari mulut-mulut calon menjelang pemilihan.
Menurutnya, janji-janji tersebut seringkali hanya berlangsung sementara dan dilupakan begitu saja setelah pemimpin itu terpilih.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih sadar, supaya jangan mudah terhipnotis oleh janji-janji yang manis per lima tahun, seperti yang selama ini terjadi.
"Penyadaran kepada kita semua, supaya jangan terhipnotis oleh janji-janji yang manis per lima tahun, seperti yang selama ini, setelah itu Bapak Ibu dilupakan," kata Dharma kepada warga saat blusukan di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2024).
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap pemimpin yang setelah terpilih, malah menjauh dari rakyat.
Bahkan, menurutnya, saat rakyat ingin menyampaikan aspirasi, pintu-pintu kantor ataupun rumah pemimpin ditutup, dan jika masyarakat memaksa untuk mendobrak, justru ada ancaman dari aparat keamanan yang menganggapnya sebagai tindakan anarkis.
"Bahkan kalau didatangi yang ada pintu ditutup, ditelepon polisi untuk jagain, jangan sampai rakyat goyang-goyang panggar. Ketika panggar digoyang-goyang rakyat ditampar, dengan alasan anarkis," kata Dharma.
"Padahal rakyat itu mau menangis sebenarnya, hanya gak tau mau ngapain. Nah ini yang perlu kita perlu waspadai," sambungnya.
Dharma menilai bahwa meskipun masyarakat telah lama mengalami hal ini, masih banyak yang terperangkap dalam ilusi janji-janji pemimpin.
Sudah jelas bertahun-tahun sama, hanya ganti manusianya, tetapi casingnya tetap sama, kendaraannya atau lembaganya masih sama, warna-warnanya masih sama. Akan tetapi herannya, masih banyak yang terhipnotis oleh janji-janji tersebut, meskipun kenyataannya tidak ada perubahan signifikan.
Menurutnya, hal ini menjadi bahan renungan bagi semua untuk lebih waspada dalam memilih pemimpin.
"Saya heran masih banyak juga yang terhipnotis. Entah karena pragmatis, entah karena ada sesuatu. Sehingga banyak yang masih terhipnotis oleh janji-janji seperti itu," kata Dharma.
"Sudah jelas bertahun-tahun, sama saja. Hanya ganti manusianya. Tetapi casingnya tetap sama, kendaraannya atau lembaganya masih sama, warna-warnanya masih sama.
Tetapi kenapa masih saja bisa terhipnotis. Ini yang perlu menjadi renungan," jelasnya.
Maka dari itu, ia mengajak masyarakat untuk sama-sama bangkit. Ia menegaskan, program yang bagus tidak akan ada gunanya, kalau dipimpin oleh orang yang tidak adil.
Menurutnya, yang akan menderita akibat ketidakadilan bukanlah pemimpin, melainkan rakyat yang selalu menjadi korban.
"Mari kita sama-sama bangkit. Program yang bagus tidak akan ada gunanya, kalau dipimpin oleh orang yang tidak adil. Dan yang akan menderita adalah rakyat juga," ajak Dharma.
"Karena yang akan diperlakukan tidak adil bukan pada pemimpinnya, tetapi rakyat," tambahnya.
Dharma pun berharap, pernyataannya ini dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih kritis dan bijak dalam memilih pemimpin yang benar-benar dapat membawa perubahan nyata, bukan hanya janji-janji kosong.