
Dharma Pongrekun Anggap Survei dengan Hasil 3,3 Persen Sebagai Tak Akurat dan Direndahkan. Foto : Achmad Basofi
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun menyampaikan kekecewaannya terhadap hasil survei yang menunjukkan angka dukungan hanya sebesar 3,3 persen.
Menurutnya, meskipun semakin banyak orang yang bertemu dengan dirinya dan timnya, angka dukungan tersebut tetap tidak mengalami perubahan.
Dharma merasa bahwa survei semacam itu tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. Ia seperti direndahkan dengan hasil survei hanya 3,3 persen. Padahal ia sudah berkeliling Jakarta semakin lama, semakin banyak yang bertemu dengannya.
Akan tetapi tetap 3,3 persen, bahkan per-hari ini ia mengetahui 3,3 persen lagi. Ini merupakan hal yang mengejutkan baginya.
"Kami direndahkan dengan hasil survei hanya 3,3 persen. Padahal kami berjalan semakin lama, semakin banyak yang bertemu dengan kami. Tapi tetap 3,3 persen, bahkan hari ini saya mendengar 3,3 persen lagi. Luar biasa," jelas Dharma ke hadapan warga saat blusukan di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).
Ia juga menyoroti ketidaktransparanan dalam penyelenggaraan survei. Menurutnya, publik tidak tahu siapa saja yang disurvei, apa saja pertanyaan yang diajukan, serta sumber dana dari survei tersebut. Terkait ini, Dharma mengaku mengerti bagaimana survei itu diadakan.
"Kenapa? Karena tak kenal maka tak sayang, membela yang bayar," ucap Dharma.
"Saya mengerti bagaimana survei itu diadakan, kita tidak tahu siapa yang disurvei, kita tidak tahu apa pertanyaan dalam survei tersebut, kita tidak pernah tahu juga sumber dana-nya dari mana," lanjutnya.
Dharma pun membandingkan praktik survei di luar negeri yang lebih transparan. Ia mengatakan, di negara-negara lain, survei semacam itu harus diaudit dan masyarakat dapat mengetahui siapa yang menjadi sampel survei.
Hal ini berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, menurutnya angka survei sering kali diumumkan tanpa penjelasan yang jelas mengenai metodologi yang digunakan.
"Kalau di luar, itu harus diaudit dan diberitahu. Bahkan sampelnya, masyarakat yang mana, siapa-siapa orangnya bisa ditelusuri. Kalau ini enggak, dia main kasih angka," jelas Dharma.
Lebih lanjut, Dharma pun berangan-angan bahwa jika dirinya memiliki banyak uang, ia akan mendirikan lembaga survei dan mengatur hasilnya sesuai dengan keinginannya.
"Kalau saya punya uang banyak, saya bikin lembaga survei. Saya taruh di atas 101 persen," kata Dharma menyindir praktek survei yang dianggap tidak kredibel.

