Meutya Hafid Ungkap Suasana Kementerian Komdigi Mencekam Usai 11 Pegawai jadi Tersangka Bisnis Judol
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Maryanto PM

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Foto Istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan bahwa suasana pada kementerian yang dipimpinnya saat ini mencekam. Hal ini setelah belasan pegawai Kementerian Komdigi ditetapkan sebagai tersangka dugaan keterlibatan bisnis judi online (judol).

Pernyataan itu disampaikan Meutya saat menjalani rapat kerja (raker) dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Rabu (6/11/2024).

"Untuk judi online penanganan sampai hari ini mungkin yang terakhir kami laporkan kepada yang terhormat pimpinan maupun anggota Komisi I bahwa ini pil pahit. Jadi di dalam itu juga suasananya mencekam pasti Pak, karena kemarin juga kita tahu bahwa kepolisian itu dateng jumlahnya cukup banyak, 40 sampai 50 orang," kata Meutya menceritakan suasana di Kementerian Komdigi.

Meutya menegaskan, pihaknya tidak akan mentolelir terhadap pihak-pihak yang melakukan aksi judi online. Sekalipun itu dilakukan oleh pegawai Kemkomdigi.

"Komitmen kami yang sudah sampaikan bersama satu nada, walaupun terpisah dengan Kapolri bahwa Kemkomdigi akan terbuka dan sudah terbuka kepada seluruh upaya pengembangan penyidikan," tegas Meutya.

Politikus Partai Golkar itu memastikan, pihaknya akan membantu aparat kepolisian dalam penanganan judi online. Ia pun meminta para pegawai Kemkomdigi membantu tugas aparat kepolisian.

"Kepada seluruh pegawai Kemkomdigi untuk memberikan dukungannya kepada aparat hukum dalam hal untuk mencapai keterang benderangan ke proses penyidikan," ujar Meutya.

Lebih lanjut, Meutya mengakui pihaknya sudah menonaktifkan sebanyak 11 orang yang diduga terlibat membekingi bisnis judi online. Namun, ia mengamini masih terdapat dugaan pegawai Kemkomdigi terlibat bisnis judol itu.

"Jadi kami harus verivikasi dulu, sehingga untuk saat ini masih 11. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan penonaktifan akan dilakukan bertambah," imbuhnya.