Dharma Tegaskan Tak Ada Strategi Khusus Jelang Pemilihan: Ajak Hati Nurani Rakyat, Mau Berubah atau Tidak
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Dharma Tegaskan Tak Ada Strategi Khusus Jelang Pemilihan: Ajak Hati Nurani Rakyat, Mau Berubah atau Tidak. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun menegaskan bahwa tidak ada strategi khusus menjelang pemilihan atau pemungutan suara, melainkan lebih pada membangkitkan kesadaran warga untuk berpikir dengan hati nurani.

Dharma mengatakan, strategi sederhana, hanya mengimbau kepada hati nurani warga, mereka menginginkan perubahan atau tidak.

"Enggak ada. Seperti tadi, strateginya cuma gitu. Menghimbau kepada hati nurani mereka. Mau berubah atau tidak," kata Dharma kepada wartawan di Pasar Minggu, Rabu (6/11/2024) sore.

Untuk diketahui, menjelang hari pemilihan yang akan diselenggarakan 27 November mendatang, pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abiyoto terus menggencarkan dialog dengan warga Jakarta.

Lebih lanjut, Dharma mengatakan, bahwa ini merupakan "kesempatan terakhir" bagi calon independen untuk maju dalam pemilihan gubernur, mengingat bahwa kemungkinan tidak ada lagi ruang bagi calon independen di masa depan.

"Kesempatan ini adalah kesempatan terakhir. Dalam arti begini. Tidak akan lagi ada ke depan calon independen," lanjutnya.

Ia pun beranggapan jika nanti misalkan lolos sebagai gubernur bukan tanpa alasan. Menurutnya, itu merupakan skenario yang Tuhan buat, untuk menyelamatkan warga Jakarta.

"Kami lolos. Karena itu skenario. Tuhan, untuk apa? Untuk menyelamatkan warga-warga," kata Dharma.

Namun, Dharma menegaskan bahwa perubahan tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja. Dalam artian warga harus bersatu, jangan bebankan perjuangan ini hanya kepadanya seorang. Ia merasa tidak akan mampu.

Ia mengingatkan bahwa dengan kebersamaan, segala tantangan bisa dihadapi. Dharma mengibaratkan dengan pepatah, "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing". Jika bersatu, hal yang sulit menjadi mudah.

"Dengan catatan. Warga harus bersatu. Jangan perjuangan ini hanya dibebankan kepada saya seorang. Saya tidak mampu," kata Dharma.

"Tetapi kalau kita bersatu, hal yang sulit menjadi mudah. Ibarat pepatah. Berat sama dipikul. Ringan sama dijinjing. Strateginya cuma itu kok," sambungnya.

Meskipun strategi yang diusung terdengar sederhana, Dharma percaya bahwa filosofi kebersamaan dan gotong-royong yang diwariskan oleh nenek moyang tetap relevan hingga saat ini.

"Strategi filosofi kuno. Tetapi tetap berlaku. Sampai kita dipanggil Tuhan," jelas Dharma.

Dharma mengajak warga Jakarta untuk merenung dan mengambil tindakan bersama, demi masa depan yang lebih baik.