
Pemerintah Dihadapkan Tantangan Terkait Judol, Dharma Pongrekun Soroti Aspek Pembinaan Adab. Foto : Achmad Basofi
Jakarta, tvrijakartanews - Fenomena penangkapan pelaku judi online (judol) yang semakin marak belakangan ini memunculkan pertanyaan tentang kebijakan pemerintah dalam memberantas praktik ilegal tersebut.
Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, memberikan pandangannya terkait hal ini dan menekankan perlunya pendekatan yang lebih menyeluruh dalam menangani masalah ini.
Menurut Dharma, upaya memberantas judol harus dipahami dalam dua dimensi; pertama, pemerintah fokusnya kepada korban atau kepada para pelaku yang menyediakan sarana untuk kejahatan tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan, peran Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) sangat vital dalam mengatur regulasi dan bertindak sebagai pelaksana dalam pengelolaan situs-situs yang digunakan untuk praktik judol.
Ia menilai bahwa globalisasi dan perkembangan teknologi digital turut berperan dalam meluasnya praktik tersebut.
"Begini yang dimaksud memberantas itu kepada korban atau kepada yang memberikan sarana? Memberikan sarana itu sangat tergantung pada Komdigi," tegas Dharma kepada wartawan di Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (7/11/2024).
"Karena Komdigi lah yang mengatur regulasi bahkan sebagai pelaksana di dalam penyedia atau memanage adanya situs-situs judol dan ini adalah konsekuensi daripada globalisasi," sambungnya.
Dharma juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak penggunaan gadget dan media sosial yang tidak selalu diiringi pemahaman akan risikonya.
Menurutnya, masyarakat seringkali tergiring untuk menggunakan gadget dan media sosial, akan tetapi tanpa memikirkan dampak jangka panjang yang bisa ditimbulkan.
"Salah sendiri kenapa kita digiring oleh sistem untuk berduyun-duyun senang menggunakan gadget tanpa dipikirkan dampak-dampaknya," kata Dharma.
"Sebenarnya kalau pemerintah paham bagaimana apa dampak penggunaan media sosial bahkan digitalisasi ini, maka enggak usah kaget karena itu adalah konsekuensi yang akan terjadi," sambungnya.
Lebih lanjut, Dharma menekankan pentingnya pembinaan adab dalam masyarakat, karena menurutnya, akar masalah dari judol ini sebenarnya terletak pada perilaku manusia itu sendiri.
Ia mengatakan, penting untuk memperbaiki adab dan kesadaran digital di kalangan masyarakat, karena pada akhirnya korban dari praktik judol ini adalah manusia itu juga.
"Makanya penting sekali pembinaan adab kepada manusianya, karena akar masalah dari semua problem ini adalah manusia sendiri dan korbannya manusia juga," jelas Dharma.
Dharma pun berharap, pemerintah dapat lebih proaktif dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya judol dan mendukung kebijakan yang lebih tegas dalam menindak para pelaku serta pihak yang menyediakan sarana praktik tersebut.

