
Dharma Pongrekun: Korban Judi Online Perlu Perlindungan dan Pembinaan. Foto : Achmad Basofi
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, menyoroti pentingnya pendekatan holistik atau memandang secara keseluruhan terhadap masalah judi online (judol) di Indonesia.
Menurut Dharma, cara mengatasi judol sebenarnya tidak hanya fokus pada pemberantasannya, tetapi juga menangani akar permasalahannya, termasuk memberikan perlindungan kepada para korban yang terjebak dalam praktik ilegal tersebut.
Ia mengatakan, banyak korban judi online yang sebenarnya merupakan produk dari kondisi ekonomi yang sulit. Dharma memandang mereka adalah korban dari situasi ekonomi yang tidak baik. Dalam kondisi seperti ini, judol menawarkan harapan semu yang justru membawa mereka ke dalam jebakan.
Maka dari itu, Dharma menegaskan bahwa selain memberantas judolnya, para korban juga perlu dilindungi dan dibina.
"Bukan dibina saja, mereka harus diproteksi, mereka korban, kenapa? Korban daripada kehidupan ekonomi, kondisi ekonomi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja," kata Dharma kepada wartawan di Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur yang dikutip, Jumat (8/11/2024).
Dharma pun menjelaskan, salah satu taktik yang digunakan dalam judol adalah memberikan kemenangan pada fase awal permainan.
Pada tahap pertama dan kedua, pemain sering kali dimenangkan. Hal ini membuat mereka merasa senang dan semakin tertarik untuk bermain lebih lanjut. Menurutnya, inilah yang disebut "permainan psikologi" yang mengarah pada kecanduan.
Ia menambahkan, bahwa algoritma dalam platform judi online dirancang untuk membuat pemain merasa semakin tertarik, bahkan ketagihan.
"Ini kan mereka diberikan harapan, ini kan permainan psikologi seolah-olah dengan dia ikut judi online di mana pada saat fase pertama dua dan tiga mereka dimenangkan, dan membuat orang senang, setelah itu dia ketagihan," kata Dharma.
"Nah di situlah magic nya, di situlah permainan alam bawah sadarnya, di mana algoritmanya akan memenangkan orang di awal untuk mancing dia masuk lebih dalam," sambungnya.
Namun, ia mengkritik terkait kurangnya perhatian pemerintah terhadap aspek psikologis dan sosial dari permasalahan judol ini.
Dharma merasa tidak melihat pemerintah cukup menjelaskan atau mengedukasi masyarakat mengenai kedalaman masalah ini. Ia mengibaratkan seperti bertindak seperti pemadam kebakaran, akan tetapi perlu ada upaya untuk memutus mata rantai permasalahan ini di akar-akarnya.
"Saya tidak melihat pemerintah menjelaskan ini. Jadi saya pengen betul-betul namanya pemerintah, orang paham betul kedalaman permasalahan judi online, bukan cuma memberantas. Kita jangan cuma berlaku seperti pemadam kabakaran. Tetapi putuskan mata rantai di akar masalahnya," jelas Dharma.

