
Kementerian Keuangan menggelar konferensi pers. (Tvrijakartanews/John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan untuk bea keluar produk sawit juga turun 30,6 persen (yoy).
"Penurunan bea keluar sawit dipengaruhi penurunan rata-rata harga sebesar 1,95 persen (yoy) dan volume ekspor sebesar 16,13 persen (yoy)," kata Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu saat konferensi pers APBN KiTa Edisi November 2024 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Anggito menambahkan dari segi penerimaan cukai yang tercatat Rp174,4 triliun atau tumbuh 2,7 persen (yoy). Penerimaan cukai sampai dengan Oktober dipengaruhi oleh beberapa faktor.
"Pertama, cukai harga tembakau sebesar Rp167,0 triliun atau tumbuh 2,3 persen sebagai imbas kenaikan produksi cukai golongan II dan III," ujarnya.
Menurut Anggito, kedua pertumbuhan cukai Minuman yang Mengandung Etil Alkohol (MMEA) sebesar Rp7,1 triliun atau tumbuh 13,3 persen (yoy) didorong kenaikan tarif meskipun produksi dalam negeri maupun impor menurun.
"Sekali lagi ini juga menunjukkan suatu peningkatan, penerimaan cukai tumbuh hampir 3 persen, penerimaan tembakau 2,3 persen karena ada pendapatan reduksi penerimaan cukai, minuman mengandung etil alkohol juga tumbuh 13 persen," tuturnya.
Faktor ketiga yakni cukai etil alkohol (EA) yang sebesar Rp117,5 miliar atau tumbuh 16,9 persen, sejalan dengan kenaikan produksi.