Dharma Pongrekun: Kolam Pipi Monyet Inovasi untuk Mengatasi Banjir di Jakarta
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Dharma Pongrekun: Kolam Pipi Monyet Inovasi untuk Mengatasi Banjir di Jakarta. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, mengungkapkan optimisme bahwa keberadaan 'Kolam Pipi Monyet' akan membawa dampak positif bagi warga Jakarta.

Sebelumnya ia menyebutkan, salah satu inovasi yang diusulkan adalah pembangunan kolam penampungan air, yang disebutnya dengan nama 'Kolam Pipi Monyet'.

Jadi sebelum air masuk ke Jakarta, akan dibelokkan dan ditampung di kolam itu untuk mengurangi potensi banjir.

"Lalu sebelum masuk Jakarta, akan kami belokkan dan ditampung di suatu kolam yang saya selalu sebutkan dengan kolam Pipi Monyet," kata Dharma kepada wartawan yang dikutip, Senin (11/11/2024).

Namun, Dharma belum menyebutkan lokasi pastinya 'Kolam Pipi Monyet' akan dibangun. Akan tetapi menurutnya, kolam tersebut juga berpotensi besar untuk mengelola air tawar menjadi sumber air minum yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Kemudian, salah satu manfaat besar dari pengelolaan air tawar di 'Kolam Pipi Monyet' adalah mengurangi ketergantungan warga Jakarta terhadap air galon.

"Kolam Pipi Monyet akan berdampak positif buat rakyat Jakarta karena air tawar tersebut bisa dikelola menjadi air minum," jelas Dharma.

"Bukan hanya air bersih, tetapi air minum yang akan membuat rakyat Jakarta berhemat menggunakan air-air galon," sambungnya.

Lebih lanjut, Dharma menekankan pentingnya perubahan pola pikir dalam melihat fenomena alam, seperti banjir.

Ia mengimbau kepada masyarakat, jangan lagi menganggap banjir sebagai bencana, tetapi anggaplah itu sebagai hadiah dari Tuhan. Menurut Dharma, hal ini adalah bagian dari ajaran tentang adab, yang mengajarkan manusia untuk hidup selaras dengan alam.

"Ini bagian daripada adab, sekaligus mengajarkan kepada manusia untuk harmoni dengan alam. Jangan lagi menganggap banjir sebagai bencana, tetapi anggaplah banjir itu sebagai hadiah dari Tuhan," jelas Dharma.

Dengan pandangan tersebut, Dharma berharap masyarakat dapat merespons alam dengan lebih bijak, mengelola air tawar yang tersedia, dan menghindari pemborosan dengan membuangnya ke laut.

Ia mengatakan, perlu mengelola sumber daya alam, termasuk air tawar, dengan baik dan bijak. Banjir, yang sering kali dianggap masalah, sejatinya bisa menjadi solusi jika dikelola dengan tepat.

"Sehingga respon kita terhadap alam pun berbeda dan mengelolanya dengan baik. Jangan dibuang ke laut, karena kita butuh air tawar. Banjir itu air tawar," kata Dharma.

Dharma menambahkan, inovasi ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga ketersediaan air bersih di Jakarta, serta memberikan pendidikan penting kepada masyarakat tentang pentingnya harmonisasi dengan alam demi keberlanjutan hidup yang lebih baik.