
Dharma Pongrekun: Kepemimpinan Harus Membela Rakyat, Bukan Menakut-nakuti. Foto : Achmad Basofi
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun menegaskan bahwa selama ini rakyat sering kali merasakan ketidakadilan, keluhan mereka seakan tidak didengar, dan perjuangan untuk kesejahteraan mereka minim perhatian dari pemimpin.
"Sebagaimana selama ini yang dirasakan. Rakyat hanya mengeluh kesah, tetapi tidak ada yang mendengarkan, tidak ada yang memperjuangkan," kata Dharma kepada wartawan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024).
Bahkan ia sempat mengatakan, keadaan sangat terasa pahit saat pandemi melanda pada beberapa tahun yang lalu. Menurutnya, rakyat justru ditakut-takuti oleh kekuasaan.
Maka dari itu ia menegaskan, kondisi seperti itu jangan sampai terjadi lagi, karena dampaknya sangat buruk bagi masyarakat. Kekuasaan yang menakut-nakuti rakyat adalah bentuk ketidakadilan yang tak boleh terulang.
"Apalagi zaman pandemi kemarin, justru rakyat ditakut-takutin oleh penguasa. Itu tidak boleh lagi terjadi, sudah cukup,"
Dharma pun mengutip pernyataan Presiden Pertama RI, Soekarno yang mengatakan, perjuangan rakyat menjadi lebih sulit karena harus melawan bangsa sendiri, bukan penjajah dari luar.
"Itu yang pertama dan terakhir kali. Ini sebagaimana yang disampaikan Bung Karno, bahwa perjuangan kalian lebih sulit karena melawan bangsa sendiri," ucap Dharma.
Ia juga menilai, ketakutan yang ditanamkan oleh penguasa ataupun pemimpin kepada rakyatnya selama pandemi bukanlah sebuah tindakan yang pantas.
Menurutnya, warga telah ditakut-takuti oleh bangsanya sendiri. Ini adalah bentuk penjajahan neokolonialisme, pengambilalihan kedaulatan negara tanpa harus secara langsung, melainkan melalui kekuasaan yang dimanfaatkan oleh pihak asing.
"Apakah ini pantas? Warga sendiri ditakut-takuti oleh bangsanya sendiri," kata Dharma.
"Saya rasa ini adalah bentuk daripada penjajahan neokolonialisme. Ini adalah bentuk mengambil alihan kedaulatan, tetapi tidak langsung," lanjutnya.
"Tetapi mereka memanfaatkan, asing memanfaatkan orang-orang yang ada di dalam kekuasaan untuk mengintimidasi warganya," jelas Dharma.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa dalam kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin seharusnya berada di garis depan untuk membela rakyatnya. Pemimpin yang baik, menurutnya, harus bertanggung jawab atas keadaan yang ada dan tidak boleh membebankan kesulitan kepada rakyat.
"Ini bukanlah bentuk daripada adab kepemimpinan yang baik, kepemimpinan yang baik, dia yang berada di garis terdepan, dia membela rakyatnya, apapun kejadiannya, dia yang ambil alih kendali, dan dia yang bertanggung jawab. Jangan kesulitan negara ditumpahkan kepada rakyatnya," tegas Dharma.
Dharma menambahkan, pernyataannya ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya kepemimpinan yang adil dan berani dalam menghadapi tantangan, terutama saat rakyat sedang kesulitan.
Kepemimpinan yang baik bukan hanya soal kekuasaan, tetapi juga soal keberpihakan kepada rakyat, dan tanggung jawab moral untuk memperjuangkan kepentingan bersama.

