Kritik Program BLT, Dharma Pongrekun: Saya Tidak Mau Didik Warga Biasakan Jadi Peminta-minta. Foto : Achmad Basofi
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun menyampaikan pandangannya tentang kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang menurutnya justru mengarah pada kebiasaan malas dan ketergantungan masyarakat terhadap bantuan.
Ia mengatakan, jika nantinya menjadi gubernur tidak ingin mendidik warganya untuk menjadi peminta-minta atau senang diberi sesuatu.
Namun, ia akan membuat cara lain memperhatikan warganya seperti menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang belum bekerja, sehingga mereka bisa lebih mandiri dan bermartabat.
"Saya tidak mau mendidik warga itu membiasakan untuk menjadi peminta-minta atau senang dikasih sesuatu," kata Dharma kepada wartawan di Jakarta Selatan yang dikutip, Jumat (15/11/2024).
Kemudian, Dharma menyebutkan bahwa istilah BLT baru muncul dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia.
"Kenapa istilah BLT itu ada? BLT itu ada baru zaman sekarang. Zaman kami dulu tidak ada. Kenapa tidak ada? Karena dulu belum dibuat miskin.Kalau sekarang rakyat kondisinya sudah miskin. Makanya ada istilah BLT," tegasnya.
Maka dari itu, Dharma mengingatkan bahwa meskipun BLT banyak digadang-gadang sebagai solusi untuk membantu masyarakat miskin oleh berbagai pihak, namun justru ia meragukan efektivitas dan distribusinya.
"Jadi jangan seolah-olah berjasa, pahlawan seolah-olah dia peduli sama rakyat. Enggak, enggak, enggak kita pun tidak tau bagaimana distribusi BLT tersebut," kata Dharma.
"Apakah memang sampai kepada tujuannya dengan tepat ataukah sekedar pencitraan. Saya tidak mau mendidik bangsa kita menjadi pengemis," sambungnya.
Lebih lanjut, Dharma mengajak rakyat Indonesia khususnya Jakarta untuk tidak bergantung pada bantuan, melainkan untuk bangkit dan memperjuangkan kedaulatan ekonomi yang sejati.
Ia juga menyerukan pentingnya kembali merebut kedaulatan yang telah dirampok oleh pihak-pihak tertentu agar rakyat bisa mandiri dan dihargai di mata dunia.
Pernyataannya ini menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya membangun kemandirian ekonomi yang lebih kuat untuk masa depan bangsa.