Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK. Foto M Julnis Firmansyah
Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 1, Ridwan Kamil alias RK menjelaskan rencananya menjual saham milik Pemprov Jakarta di perusahaan bir, PT Delta Djakarta masih akan dibahas lebih lanjut. Pernyataan ini merespons kendala penjualan saham bir tersebut di era Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan karena dinilai mendatangkan keuntungan.
Menurut RK, meskipun saham bir mendatangkan keuntungan, tapi pada kenyataannya hal itu kerap mengundang kontroversi di masyarakat.
"Yang penting membangun itu harus dengan proses dan tujuan yang baik dan tidak kontroversial. Memang (saham bir) menguntungkan, tapi tetap jadi perbincangan, kan ada dinamika," kata RK di Depok, Jawa Barat, Jumat (15/11/2024).
Menurut RK, dirinya memiliki kemauan politik untuk menjual saham bir. Hal itu menurut RK menjadi modal pihaknya mau melakukan kajian penjualan tersebut.
"Idealnya yang namanya keputusan, termasuk lahirnya BUMD baru, termasuk menjual saham, itu datang dari kesepakatan atas pertimbangan plus minus, mana yang banyak maslahatnya, mudaratnya, banyak menguntungkan baiknya atau hal-hal buruknya. Jadi nanti akan dibahas di waktunya sambil berargumentasi mana yang terbaik untuk masyarakat," ujar Ridwan Kamil.
PT Delta Djakarta merupakan produsen atau perusahaan bir dengan merek dagang Anker, Carlsberg, Kuda Putih, dan San Miguel. Perusahaan ini berdiri dengan nama Archipel Brouwerij NV pada 1932. Saham perusahaan diserahkan ke pemerintah DKI pada 1967 sesuai ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal Asing Nomor 1 Tahun 1967.
Pemerintah DKI memiliki saham PT Delta sejak 7 Februari 1984. DKI tercatat memiliki 186,84 juta saham atau 23,33 persen dari total saham PT Delta.
Pada tahun 2019 jumlahnya kepemilikan saham bertambah menjadi 210,2 juta saham atau 26,25 persen, lantaran disatukan dengan saham milik Badan Pengelola Investasi dan Penyertaan Modal DKI Jakarta (BP IPM Jaya) yang sudah dibubarkan. BP IPM Jaya naungan pemerintah DKI memiliki porsi saham 2,91 persen di PT Delta.
Dividen yang dikantongi DKI selalu naik sepanjang 2008-2014. Rinciannya Rp 5,885 miliar (2008), Rp 39,938 miliar (2010), Rp 46,244 miliar (2012), Rp 48,346 miliar (2013), dan Rp 50,448 miliar (2014).
Namun pada tahun 2016, keuntungan DKI di PT Delta anjlok menjadi Rp 37,828 miliar. Hal itu disebabkan terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan yang melarang penjualan minuman beralkohol di minimarket.
Imbasnya merek bir produksi PT Delta seperti Anker, San Miguel, dan Carlsberg peredarannya segera hilang dari minimarket. Sampai saat ini, minuman keras hanya bisa didapatkan di tempat tertentu saja.
Rencana Anies Baswedan untuk melepas saham bir di PT Delta Djakarta sudah dilakukan sejak tahun pertama ia menjabat. Pada 2018, Anies bahkan telah melayangkan surat persetujuan penjualan saham ke DPRD DKI pada 2018, tapi tak ada respons hingga kini.
Anies menyatakan, dividen dari perusahaan bir itu tak terlalu menguntungkan.
"Ya itu lah, nambahnya cuma segitu-segitu juga uangnya. Dana itu jauh lebih bermanfaat bila kami gunakan untuk pembangunan bagi masyarakat," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Maret 2019.
Anies menyampaikan DKI akan jauh lebih untung jika menjual saham di perusahaan tersebut. Ia menjabarkan, Pemprov DKI dapat memperoleh sekitar Rp 1,2 triliun jika melepas saham PT Delta Djakarta.