Pemprov DKI Tak Bedakan Porsi Uji Coba MBG di Sekolah
NewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Suasana Makan Bergizi Gratis (MBG) (Foto :Dok Humas Balaikota)

Jakarta, tvrijakartanews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak membeda-bedakan porsi makanan bagi siswa sekolah dan swasta dalam uji coba Makan Bergizi Gratis (MBG). 

"Program MBG ini dilakukan di semua sekolah negeri dan swasta, tidak boleh dibeda-bedakan porsinya. Uji coba pun harus rata semuanya baik itu sekolah negeri atau sekolah keagamaan," kata Pj Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (19/11/2024). 

Teguh menambahkan pengelolaan dan distribusi makan bergizi gratis ini dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Untuk hari ini, sebanyak 11 sekolah yang melakukan uji coba Makan Bergizi Gratis di wilayah Kecamatan Palmerah.

"Selain di sekolah ini, Badan Gizi Nasional juga melakukan uji coba makan bergizi gratis di sekolah lainnya yang ada di Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Total ada sebelas sekolah yang akan dilakukan uji coba, di antaranya SDN 15 dan SLBN 5 ini," tuturnya.

Menurutnya komposisi gizi pada setiap paket makanan telah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik di berbagai tingkatan pendidikan, yakni 450 sampai dengan 600 kalori atau setara dengan harga per porsi dibanderol Rp 15 ribu. 

"Tadi sudah kita cek bersama-sama, seporsi itu ada nasi, telur, tumis labu siam dan tempe, buah jeruk atau buah semangka, dan susu. Kemasannya juga ramah lingkungan dan bisa digunakan berulang. Jadi, bukan plastik atau kertas sekali pakai, tapi wadah yang bisa dipakai ulang," ucapnya.

Selain itu, Teguh menjelaskan, program MBG di Kecamatan Palmerah ini telah berjalan sejak 18 November dan akan berakhir pada Desember 2024 mendatang. Selain itu, Ia juga memastikan, program ini telah melalui pemeriksaan keamanan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta dengan baik. 

"Terdapat total 2.987 paket makanan dalam uji coba MBG di sebelas sekolah Kecamatan Palmerah ini. Paket ini juga sudah disesuaikan dengan jumlah dapur. Kurang lebih menangani 3.000 sampai 4.000 siswa untuk satu dapurnya. Mudah-mudahan ini bisa menjadi percontohan di kota atau kecamatan yang lainnya," pungkasnya.