
ilustrasi Rupiah
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah pada penutupan perdagangan Rabu (13/12/2023). Pelemahan rupiah disebabkan data inflasi AS yang turun sedikit menimbulkan sinyal bahwa The Fed belum akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah melemah 0,25 persen ke level Rp15.660 per USD.
Sedangkan Yahoo finance mencatat mata uang rupiah melemah 0,25 persen dengan berada pada level Rp15.654 per USD. Indeks dolar AS naik 0,08 persen.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar sekarang fokus pada data inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS, yang akan dirilis pada hari Selasa. Indeks harga konsumen naik 3,1 persen di November dari tahun ke tahun dan 0,1 persen dari bulan ke bulan.
Menurut Ibrahim, hal ini sejalan dengan keyakinan para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan tahunan sebesar 3,1 persen.
"Meskipun angka tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada November, angka tersebut diperkirakan masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar dua persen," jelas Ibrahim.
Menyusul data inflasi, The Fed akan memutuskan suku bunga untuk terakhir kalinya tahun ini pada Rabu. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, namun sinyal apa pun dari bank sentral mengenai jalur suku bunga pada 2024 akan diawasi dengan ketat.
Sejauh ini, The Fed masih mempertahankan retorikanya dengan suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Namun tanda-tanda melambatnya perekonomian AS baru-baru ini memicu beberapa spekulasi mengenai penurunan suku bunga lebih awal pada tahun depan. (Yohanes Abimanyu)