
Foto : Dokumentasi Istimewa. Rapat Evaluasi Kewilayahan Bulanan Pemkot Tangerang.
Tangerang, tvrijakartanews - Pemerintah Kota Tangerang terus mengantisipasi potensi banjir dan genangan menjelang puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2025. Pj Wali Kota Tangerang, Nurdin, menekankan pentingnya langkah antisipasi untuk menghadapi siklus banjir lima tahunan yang diperkirakan akan lebih parah dibandingkan periode sebelumnya.
“Kita harus bergerak cepat untuk mengantisipasi puncak musim hujan yang diprediksi akan terjadi pada Januari-Februari. Seluruh wilayah harus mengidentifikasi daerah rawan banjir, titik potensi tanggul jebol, serta mempersiapkan personel, peralatan, tim medis, dan dapur umum," ujar Nurdin, Selasa (26/11/2024).
Beberapa langkah prioritas juga telah diambil, di antaranya dengan pemetaan potensi banjir dan penguatan infrastruktur. Terlebih lagi, Pilkada 2024 akan digelar besok dan BMKG memperkirakan akan turun hujan dengan intensitas ringan.
"Identifikasi lokasi rawan banjir, potensi longsor, dan tanggul yang rentan jebol, percepatan perbaikan tanggul, terutama yang berbahan tanah, guna mencegah kebocoran atau keruntuhan, optimalisasi pompa air dan memastikan stok bahan bakar minimal untuk tiga hari operasi nonstop," ucap Nurdin.
Tak hanya itu, untuk peningkatan respons medis dan sosial, Puskesmas di wilayah terdampak diminta meningkatkan kesiagaan untuk memberikan layanan cepat, khususnya bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.
"Termasuk penyediaan dapur umum dengan stok bahan makanan darurat untuk memenuhi kebutuhan pengungsi dalam kondisi darurat," ucapnya.
Agar tidak terulang kembali, Pj juga meminta agar melakukan sosialiasi kepada masyarakat, masyarakat diminta waspada terhadap potensi banjir dan mengikuti arahan terkait rute alternatif maupun lokasi evakuasi.
"Dinas Perhubungan diminta memastikan kelancaran arus lalu lintas agar tidak terjadi stagnasi yang menghambat distribusi logistik dan bantuan darurat," kata Pj.
Lebih lanjut, siklus banjir lima tahunan ini diperkirakan akan lebih berat, sebagaimana prediksi yang diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Pemerintah bersama Pemprov DKI Jakarta telah menjajaki opsi modifikasi cuaca sebagai salah satu langkah mitigasi. Namun, kesiapan di tingkat daerah tetap menjadi fokus utama.
"Kita belajar dari pengalaman lima tahun lalu. Semua perangkat harus bergerak sebagai satu kesatuan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Jangan sampai ada kebingungan di lapangan. Kesiapan SOP dan koordinasi lintas sektor menjadi kunci utama," pungkasnya.

