Ganjar Pranowo Sambangi Nelayan, Petani Serta Buruh di Bekasi
Cerdas MemilihHotNews
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Paranowo saat kunjungan ke Bekasi.

Kabupaten Bekasi, tvrijakartanews - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengunjungi sejumlah tempat di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/12/2023).

Ganjar Pranowo menyambangi beberapa wilayah seperti Babela hingga, Tambun. Ganjar melakukan konsolidasi bersama nelayan dan buruh tani se-Kabupaten Bekasi.

Sekitar pukul 13.49 WIB, Ganjar tiba di lokasi disambut oleh ratusan pendukungnya yang sudah menunggu sejak pagi.

Massa pendukung Ganjar tampak berbaju merah dan putih bertuliskan "Ganjar-Mahfud 2024".

Terlihat juga sejumlah bendera serta umbul-umbul yang dipasang mewarnai kegiatan tersebut.

Ganjar meminta masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya dengan jujur, alias tanpa settingan.

Calon presiden (capres) nomor urut 3 tersebut meminta masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya dengan jujur, alias tanpa settingan.

"Biar saja, kalau dialog sama saya tidak boleh ada settingan. Kalau dialog sama saya harus jujur apa adanya,” ungkap Ganjar Pranowo kepada warga .

Pernyataan itu diucapkan Ganjar Pranowo karena dalam kesempatan dialog tersebut.

Saat Seorang petani bernama Norman yang mengaku kesulitan menghadapi kelangkaan pupuk, sulitnya air, sampai harga jual padi yang lebih murah dari harga pupuk.

"Pupuk satu mahal, beli pupuk harus pake KTP, Kesulitan air juga pak," ucap seorang petani bernama Norman.

Dalam dialog tersebut Ganjar pun sontak menyebutkan" Ini baru petani beneran, karena saya menemani petani sudah cukup lama waktu saya di komisi IV dan saya paham betul apa yang dikeluhkan petani," ungkap Ganjar di depan warga.

Setelah bertemu dengan petani, Ganjar melanjutkan kegiatan kampanye dengan menemui elemen buruh.

Ganjar berjanji akan berjuang keras untuk mengevaluasi berkaitan dengan Undang undang Omnibuslow.

"Iya saya akan evaluasi Omnibuslaw, agar masyarakat yang berkerja nyaman dan aman," pungkasnya. (Ahmad Bukhory)