
Anggota Komisi VII DPR RI Putra Nababan. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Anggota Komisi VII DPR RI Putra Nababan terus memantau relevansi kebijakan harga tiket transportasi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 ini. Pasalnya, relevansi kebijakan tersebut dilihat berdasarkan kemampuan masyarakat dalam mengakses tiket tersebut di tengah situasi daya beli masyarakat yang terbilang rendah.
"Nah untuk itu kita akan melihat dan memonitor terus apakah kebutuhan dari kenaikan Harga tiket atau pun harga tiket yang disesuaikan itu relevan atau tidak selama liburan nataru ini," kata Putra ditemui di GOR, Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (14/12/2024).
Putra menambahkan apabila ada kebijakan pemerintah yang hendak menaikkan atau menyesuaikan harga tiket transportasi menjelang Nataru ini, harus dilihat berdasarkan relevansi kebutuhannya.
"Saya rasa harga tiket ini harus dikaitkan juga dengan kemampuan masyarakat untuk membeli tiket, baik bus, kereta maupun pesawat ini harus disesuaikan karena kebijakan," ujarnya.
Selain itu, Putra menyoroti momen liburan dengan pulang ke kampung halaman ini akan menjadi rangkaian sampai perayaan Idul Fitri pada awal tahun 2025 nanti.
Menurutnya, momen Nataru ini seyogyanya akan dimanfaatkan masyarakat untuk meluangkan waktu bersama keluarganya. Hal ini menjadi perhatian pemerintah dengan memberikan kemudahan kepada masyarakat.
"Kita dukung jika pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat Indonesia yang ingin menikmati hari libur sepanjang nataru," ucapnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara baik domestik dan internasional mengalami penurunan pada Oktober 2024. Sementara penumpang angkutan laut dan kereta api mengalami peningkatan.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, secara tahunan, jumlah penumpang mengalami peningkatan pada seluruh moda angkutan kecuali angkutan udara domestik.
"Faktor yang mendorong peningkatan atau penurunan jumlah penumpang antara lain penurunan jumlah penumpang udara Oktober 2024 karena memasuki masa low season dan harga tiket pesawat yang masih tinggi," ungkap Amalia dalam Rilis BPS di Jakarta, Senin (2/12/2024).