Menteri ESDM Sebut Kilang Balikpapan Akan Rampung Pada Juni atau Juli 2025
EkonomiNewsHot
Redaktur: -

Menteri ESDM dan Sumber Daya Energi Bahlil Lahadalia. (Tangkap layar laman resmi Kementerian ESDM)

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri ESDM dan Sumber Daya Energi Bahlil Lahadalia mengatakan proyek peningkatan kapasitas pengolahan kilang minyak (fefinery development master plan/RDMP) Kota Balikpapan, Kalimantan Timur rampung pada Juni atau Juli 2025.

"Dengan segala cara, selesai Juni atau Juli 2025 lebih baik," kata Bahlil dalam keterangannya di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (15/12/2024).

Bahlil menjelaskan bila sudah selesai, maka kapasitas pengolahan kilang minyak PT Pertamina (Persero) di daerah itu bakal naik atau bertambah dari kapasitas saat ini.

"Saat selesai, kapasitas pengolahan kilang minyak Pertamina menjadi 360 ribu barel per hari atau bertambah100 ribu barel per hari dari 260 ribu barel per hari kemampuan sekarang," tuturnya.

Dikatakan Bahlil, untuk kualitas bahan bakar minyak yang dihasilkan juga jauh lebih tinggi, setara Euro IV yang lebih ramah lingkungan.

"Jadi, proyek itu agar dapat segera diselesaikan, agar impor minyak dapat segera ditekan," ujarnya.

Ia menjelaskan, kebutuhan minyak Indonesia saat ini mencapai 1,6 juta barel per hari, 525 ribu barel di antaranya dipenuhi dengan hasil produksi sendiri (lifting) di dalam negeri dan 1,1 juta barel lagi diimpor, baik berupa minyak mentah atau pun minyak jadi (produk).

Pada rencana awal, RDMP ditargetkan rampung pada Desember 2024 sejak mulai dikerjakan pada Juni 2020, tapi kebakaran pada unit crude distillation unit (CDU) IV pada Mei 2024 membuat kemajuan proyek mundur beberapa langkah.

Meskipun demikian, katanya, saat ini seluruh bagian penting dan utama dari proyek tersebut sudah selesai, Unit CDU IV yang terbakar bahkan sudah diujicobakan setelah menjalani perbaikan total.

Bahkan, pada September 2024, kemajuan proyek RDMP sudah 91 persen dan manajemen PT Pertamina (Persero) membuat target pembangunan selesai pada September 2025.

Pertamina harus meningkatkan lifting-nya agar juga bisa membantu menekan impor migas Indonesia.