
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto saat menyalurkan bantuan di posko pengungsi di Kecamatan Bantar Gadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat / Foto: Dimas Yuga Pratama
Sukabumi, tvrijakartanews - Ribuan jiwa terdampak bencana hidrometrologi yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dipastikan harus direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Terbaru, sebanyak 2.500 warga atau 129 Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Sukabumi, harus direlokasi akibat rumah mereka hancur dihantam bencana alam.
"Data sementara itu ada 2.500 harus direlokasi beberapa titik gitu," ujar Kepala Badan Nasional Bencana Daerah (BNPB), Letjen TNI Suharyanto kepada tvrijakartanews.com
Meski menurutnya jumlah tersebut belum final, relokasi ini penting dilakukan untuk menjamin keselamatan warga yang terdampak banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah di wilayah Kabupaten Sukabumi.
"Tapi tentu saja ya itu belum final ya, akan berkembang terus. Tapi 2.500 pun bukan dalam satu hamparan, kan 39 kecamatan, kalau ada 2.500 itu tiap kecamatan dibagi lagi," jelasnya.
Ia juga memaparkan, nantinya para warga yang harus direlokasi itu akan menempati lahan yang memang telah dipersiapkan.
Pemerintah sendiri, lanjutnya, telah menyiapkan 5 lahan. Yang pertama lahan milik warga itu sendiri yang artinya relokasi. Kedua lahan milik pemerintah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten, kecamatan, hingga desa.
Yang ketiga milik swasta, yang lahannya dibeli oleh pemerintah ataupun hibah dari para pengusaha. Kemudian yang keempat lahan milik PTPN, dan yang kelima lahan milik Perhutani.
"Nah yang PTPN dan Perhutani lagi proses pembicaraan di atas, jadi rapatnya ditingkat menteri, bukan lagi ditingkat kabupaten, khawatir ga ketemu , kalau sudah pusat nanti tinggal turun kebawah," pungkasnya.