
Ilustrasi rupiah (freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah melemah pada penutupan perdagangan, Kamis (18/12/2023). Mata uang garuda melemah akibat bagusnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan data domestik yang belum kuat.
Berdasarkan data Bloomberg mencatat rupiah melemah 0,11 persen ke level Rp15.510 per USD. Sedangkan Yahoo Finance melansir mata uang rupiah melemah 0,12 persen menjadi Rp15.508 per USD.
Data Purchasing Managers' Index (PMI) Jasa AS secara mengejutkan naik menjadi 51,3 dari 50,8, sehingga mendukung penguatan indeks dolar AS sebesar 0,58 persen menjadi 102,55.
Selain itu, dolar AS juga menguat setelah Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada 2024 yang akan terjadi mulai paruh kedua di 2024.
Surplus neraca perdagangan turun menjadi USD2,41 miliar pada November 2023 dari USD 3,47 miliar pada Oktober 2023 seiring dengan meningkatnya impor minyak karena kuatnya permintaan dalam negeri. Penurunan ini dipengaruhi oleh nilai ekspor yang menurun sementara nilai impor meningkat.
Nilai ekspor pada November lalu mencapai sebesar 22 miliar dolar AS, turun tipis 0,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya baik untuk komoditas minyak dan gas (migas) maupun nonmigas, terutama besi dan baja, nikel dan ampas sisa industri makanan. Secara tahunan, nilai ekspor turun 8,6 persen. (Yohanes Abimanyu)