Krisis Energi dan Perubahan Iklim, Ilmuwan Terus Kembangkan Energi Fusi Nuklir
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Sumber: kokbisa.id/news

Jakarta, tvrijakartanews - Bayangkan jika kita memiliki sumber energi yang tidak hanya melimpah, namun juga bersih dan ramah lingkungan, seperti cara kerja Matahari. Inilah esensi dari fusi nuklir, sebuah teknologi inovatif yang dapat merevolusi cara kita memenuhi kebutuhan energi global.

Berbeda dengan fisi nuklir, yang memecah inti atom dan menghasilkan limbah radioaktif berbahaya, fusi nuklir justru menyatukan inti atom hidrogen untuk menciptakan energi. Proses ini, menurut kokbisa.id, meniru reaksi alami di inti Matahari, menghasilkan energi yang jauh lebih besar dengan risiko yang minim.

Dikutip dari Wikipedia, salah satu proyek ambisius dalam merealisasikan fusi nuklir tengah berlangsung di Prancis, sebuah reaktor eksperimental yang diberi nama ITER. ITER adalah hasil kolaborasi internasional dari 35 negara, bertujuan untuk membuktikan bahwa fusi nuklir dapat menjadi sumber energi yang aman dan dapat diandalkan. Reaktor ini memanfaatkan teknologi canggih untuk menciptakan kondisi mirip dengan yang ada di Matahari, dengan suhu plasma mencapai 150 juta derajat Celcius.

Walaupun terdapat tantangan besar, seperti biaya penelitian yang signifikan dan kompleksitas teknologi, hasil yang dijanjikan sangat menggiurkan. Berbeda dengan bahan bakar fosil yang menyumbang emisi karbon tinggi, fusi nuklir tidak menciptakan polusi udara, dan limbah yang dihasilkan sangat minimal serta jauh lebih aman dibandingkan dengan fisi nuklir.

Mengapa Fusi Nuklir Penting?

Krisis energi dan perubahan iklim merupakan ancaman yang serius bagi dunia saat ini. Meskipun energi terbarukan seperti angin dan matahari berkembang pesat, mereka tetap memiliki keterbatasan, termasuk ketergantungan terhadap cuaca. Di sinilah fusi nuklir menawarkan solusi: dengan pasokan energi yang stabil, berkelanjutan, dan hampir tanpa dampak negatif bagi lingkungan.

Selain itu, bahan bakar fusi (isotop hidrogen seperti deuterium dan tritium) tersedia melimpah di lautan, dengan potensi cukup untuk memenuhi kebutuhan energi global selama ribuan tahun ke depan.

Tantangan dan Masa Depan

Meski menjanjikan, fusi nuklir belum sepenuhnya siap untuk diaplikasikan secara komersial. Para ilmuwan terus berupaya mengatasi berbagai hambatan teknis, termasuk menciptakan reaktor yang efisien serta mengelola biaya produksi agar bisa bersaing dengan sumber energi lainnya.

Namun, dengan dukungan berkelanjutan dalam penelitian dan pengembangan, mimpi menghadirkan energi bersih melalui fusi nuklir semakin mendekati kenyataan. Ketika fusi nuklir akhirnya berhasil, dunia mungkin akan memasuki era baru yang bebas dari ketergantungan pada bahan bakar fosil. (Mita/Meisy)