
Ilustrasi BNI Sekuritas. (Humas BNI Sekuritas)
Jakarta, tvrijakartanews - Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Amir Dalimunthe mengatakan Harga Surat Utang Negara (SUN) cenderung menguat pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 3 basis poin ke level 6,91 persen, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) tidak bergerak di level 7,04 persen.
"Dari data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 1 basis poin ke level 7,05 persen. Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami minggu ini, yaitu di kisaran 6,87 persen hingga 7,15 persen," kata Amir dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Amir mengatakan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp8,7 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp17,8 triliun. FR0103 dan FR0100 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp947,3 miliar dan Rp632,5 miliar.
"Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,5 triliun," tuturnya.
Menurutnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17–18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
BI mengarahkan fokus kebijakan moneter untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global yang semakin meningkat.
"Kemudian, BI juga melanjutkan kebijakan makroprudensial longgar untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja," imbuhnya.

