Antisipasi Banjir 5 Tahunan, Embung Tadah Hujan di Kota Tangerang Mulai Dikosongkan
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Foto : Dokumentasi Humas Pemkot Tangerang/ Salah satu pompa portable yang digunaka DPUPR Kota Tangerang untuk mengatasi banjir.

Tangerang, tvrijakaratanews - Wilayah Kota Tangerang saat ini berstatus siaga bencana hidrometrologi. Status ini berlaku melihat besarnya potensi banjir di wilayah tersebut akibat curah hujan yang tinggi dan juga banjir kiriman.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang meningkatkan kegiatan monitoring alat infrastruktur pengendali banjir di sejumlah wilayah di Kota Tangerang. Monitoring dilakukan untuk memastikan kesiapan alat infrastruktur pengendali banjir dapat berfungsi secara optimal.

Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Dinas PUPR Kota Tangerang Iwan Nursyamsu mengatakan salah satunya dengan mengosongkan embung tadah hujan (retention basin), memperbaiki kondisi turap di wilayah rawan banjir.

“Kami langsung melakukan berbagai langkah-langkah strategis selepas penetapan status darurat bencana

kemarin, mulai dari normalisasi embung, kali, sampai saluran-saluran air. Salah satunya, embung mulai dikuras menggunakan pompa air sehingga dapat menampung air hujan secara maksimal bila hujan deras melanda,” ujar Iwan, Kamis (19/12/2024).

Pemkot Tangerang juga sudah berkoordinasi dengan UPTD DAS Cisadane-Cidurian Banten untuk memastikan pelaksanaan mitigasi bencana di Kota Tangerang dapat dilakukan secara maksimal. Petugas lapangan telah dikerahkan memastikan pelaksanaan mitigasi bencana berjalan lancar. Tercatat, Dinas PUPR Kota Tangerang memiliki sekitar 800 petugas lapangan yang disiagakan untuk mengantisipasi bencana banjir di Kota Tangerang.

“Kami sebelumnya juga telah melakukan kegiatan monitoring semua ini secara rutin, selepas status darurat ini semua aktivitasnya ditingkatkan intensitasnya,” tambahnya.

Selain itu, Pemkot Tangerang berharap pelaksanaan mitigasi bencana tersebut mendapat dukungan penuh lewat kontribusi masyarakat luas, sehingga risiko bencana banjir dapat diminimalkan terutama dalam menghadapi puncak musim penghujan, mulai Desember 2024-Februari 2025 mendatang.

“Kami juga mengajak kontribusi aktif masyarakat di lingkungan masing-masing untuk turut melakukan langkah-langkah mitigasi seperti kerja bakti dan sebagainya,” pungkasnya.