
Gambar: IFL Science/ Kateryna Kon/Shutterstock.com
Jakarta, tvrijakartanews - Para peneliti telah mengembangkan teknologi inovatif baru yang dapat mengubah beberapa sel kanker menjadi sel normal tanpa membunuhnya. Pendekatan ini tidak hanya merupakan cara baru untuk mengobati kanker, tetapi juga cara yang menghindari efek samping yang dihasilkan oleh perawatan lain dan risiko resistensi.
Pembalikan sel kanker, yang meregresikan sel kanker ke keadaan terdiferensiasi dan non-ganas, telah diusulkan sebagai pendekatan terapi baru yang potensial selama beberapa waktu. Sel kanker sering kali tidak terdiferensiasi, yang berarti mereka kehilangan karakteristik khusus sel normal.
Dilansir dari IFL Science, melalui proses menginduksi kembali ekspresi gen-gen yang terkait dengan diferensiasi, yang biasanya bermutasi atau dinonaktifkan pada sel-sel kanker, mungkin saja gen-gen tersebut dapat diaktifkan kembali dan dikembalikan ke fungsi normalnya atau bahkan mencapai trans-diferensiasi. Dengannya sel-sel kanker dapat dibedakan menjadi jenis-jenis sel yang sama sekali berbeda (misalnya sel-sel kanker payudara diarahkan ulang untuk menjadi sel-sel hati yang lebih terspesialisasi).
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan pembalikan sel kanker yang terkait dengan leukemia myeloid, kanker payudara, dan karsinoma hepatoseluler sejenis kanker hati. Namun, belum ada identifikasi sistematis tentang apa yang disebut pengatur utama (gen atau protein spesifik yang mengendalikan proses diferensiasi) yang menginduksi jenis diferensiasi/trans-diferensiasi ini. Ini merupakan langkah penting, karena dengan mengidentifikasi pengatur utama tersebut, maka para ilmuwan dapat memanipulasi sel kanker dan memprogram ulang mereka untuk menjadi sel non-kanker, sehingga menawarkan pengobatan alternatif atau pelengkap.
Dalam studi terbaru mereka, tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Kwang-Hyun Cho, dari Departemen Bio dan Teknik Otak di Institut Sains dan Teknologi Maju Korea (KAIST), telah menguraikan teknologi baru yang dapat mengubah sel kanker usus besar menjadi sel normal yang efektif.
"Fakta bahwa sel kanker dapat diubah kembali menjadi sel normal adalah fenomena yang mencengangkan. Studi ini membuktikan bahwa perubahan tersebut dapat diinduksi secara sistematis," Kwang-Hyun Cho menjelaskan dalam sebuah pernyataan.
Makalah yang diterbitkan dalam Advance Science ini menjelaskan, tim berfokus pada pengamatan bahwa selama proses onkogenesis - proses multi-langkah di mana sel normal berubah menjadi sel kanker - sel normal mengalami kemunduran sepanjang lintasan diferensiasinya. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan teknologi yang membangun kembaran digital jaringan gen yang terkait dengan lintasan diferensiasi normal sel. Melalui simulasi ini, mereka mampu mengidentifikasi secara sistematis sakelar molekuler utama yang menginduksi diferensiasi normal.
Ketika perubahan ini diterapkan pada sel kanker usus besar, sel tersebut kembali ke keadaan normal. Hasil ini kemudian dikonfirmasi oleh percobaan molekuler dan seluler yang dilakukan pada hewan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pembalikan sel kanker dapat dicapai dengan membuat dan menganalisis kembaran digital jaringan gen sel kanker. Pendekatan ini menciptakan cara yang lebih sistematis untuk bergerak maju, daripada bergantung pada penemuan yang tidak disengaja. Ada kemungkinan penemuan ini dapat mengarah pada terapi kanker reversibel baru yang dapat digunakan pada berbagai jenis sel kanker.
"Penelitian ini memperkenalkan konsep baru terapi kanker reversibel dengan mengembalikan sel kanker menjadi sel normal. Penelitian ini juga mengembangkan teknologi dasar untuk mengidentifikasi target pembalikan kanker melalui analisis sistematis lintasan diferensiasi sel normal," lanjutnya.

