
Ilustrasi rupiah (Freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah melemah pada penutupan perdagangan Rabu (20/12/2023) sore. Mata uang garuda ini melemah usai sejumlah pejabat The Fed membantah isu penurunan suku bunga dalam jangka pendek.
Sebagaimana dilansir Bloomberg, mata uang rupiah melemah 0,03 persen ke level Rp15.511 per USD pada penutupan perdagangan Rabu, 20 Desember 2023.
Sedangkan Yahoo Finance melansir mata uang rupiah melemah 0,07 persen ke level Rp15.510 per USD.
Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga kebijakan utamanya untuk bulan kedua pada Kamis, (21/12/2023). Prediksi ini karena inflasi berada dalam kisaran targetnya dan rupiah telah stabil.
Selain itu, inflasi tetap berada dalam kisaran target bank sentral pada 2023 sebesar dua persen hingga empat persen selama enam bulan berturut-turut, meskipun terjadi peningkatan inflasi pada bulan lalu. Rupiah telah menguat hampir dua persen sejak kenaikan suku bunga yang mengejutkan pada Oktober.
Seluruh 28 ekonom dalam jajak pendapat pada 11-18 Desember memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan pembelian kembali tujuh hari (seven-day reverse repurchase rate) sebesar 6,00 persen pada akhir pertemuan 20-21 Desember.
Sebelumnya, Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan pejabat Fed berupaya meredam spekulasi penurunan suku bunga. Sejumlah pejabat Fed mengatakan, antusiasme pasar terhadap penurunan suku bunga dalam waktu dekat tidak berdasar, dan inflasi yang tinggi dapat membuat kondisi moneter lebih ketat lebih lama.
Pasar juga mempertahankan pertaruhan mereka terhadap penurunan suku bunga lebih awal, dengan harga berjangka dana Fed menunjukkan peluang hampir 63 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret 2024.
Di Asia, Bank Of Jepang (BOJ) mempertahankan suku bunga pada tingkat negatif dan tidak memberikan petunjuk kapan mereka berencana untuk mulai melakukan pengetatan kebijakan. (Yohanes Abimanyu)

