Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto saat rapat koordinasi terbatas Bidang Pangan di Gedung Negara Grahadi, Komplek Kantor Gubernur Provinsi Jawa Timur, Selasa (7/1/2025). (Foto: Kemendes PDT).
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto telah menandatangani Peraturan Menteri Desa Nomor 2 Tahun 2025 terkait pengalokasian Rp 16 triliun dari Rp 71 triliun dana desa 2025 untuk ketahanan pangan.
Dalam peraturan menteri tersebut, Desa diwajibkan memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan menjadikan keberadaan BUMDes untuk mewujudkan perputaran uang di desa.
Ia menuturkan, Permendesa ini akan dijabarkan lebih detail sebagai petunjuk teknis atau modul untuk memastikan 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan.
"Jadi jelas Pak, buat apa dana ketahanan pangan sekurang-kurangnya 20 persen dari dana desa itu digunakan. Jelas ini petunjuknya, sangat terang benderang, tidak ada celah kira-kira Kepala Desa untuk bermain, sehingga jangan sampai dana yang besar Rp16 triliun itu tidak ada jejaknya, Pak," kata Yandri dalam keterangan tertulis, Selasa (7/1/2025).
Yandri berharap dana desa yang telah dikucurkan dapat tepat sasaran, produktif dan dirasakan langsung oleh warga desa.
"Jadi selama ini kami pantau, kami evaluasi dana desa untuk ketahanan pangan itu dibagikan kepada masyarakat ini tidak lagi yang konsumtif tapi yang produktif," ucap dia.
Dalam rapat koordinasi terbatas Bidang Pangan di Gedung Negara Grahadi, Komplek Kantor Gubernur Provinsi Jawa Timur, Yandri menegaskan bahwa program Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan telah menjadi salah satu aksi prioritas Kemendes PDT.
Menurutnya, dari 12 aksi prioritas yang akan dilakukan Kemendes PDT, ketahanan pangan lokal desa atau swasembada pangan berada di urutan kedua setelah Revitalisasi BUMDes dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis yang menjadi prioritas pertama.
"Dari 12 aksi itu sudah kami cantumkan swasembada pangan, aksi yang kedua yaitu ketahanan pangan di tingkat desa atau lumbung desa, itu sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang nasional," ucap Yandri
Kendati begitu, Yandri juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara kementerian dan lembaga terkait serta stakeholder, baik di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan hingga level desa dalam merealisasikan program tersebut.
Sementara itu, Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, rakor ini dilakukan untuk memperkuat sinergitas antarkementerian dan lembaga serta pemerintah daerah untuk menyukseskan program Swasembada Pangan yang ditargetkan tahun 2027.
Menurut dia, swasembada pangan merupakan program prioritas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi dan koordinasi yang intens antar Kementerian dan Lembaga dalam menyukseskan dan mempercepat program Swasembada pangan ini.
"Kita rapat koordinasi ini yang paling utama adalah bahwa kita harus merasa, meyakini dan menyadari bahwa kita ini satu tim, kepentingan merah putih di atas segala-galanya. Ibarat sepak bola, kita satu tim kesebelasan, kalau ada satu tim kesebelasan gol bunuh diri, kalah kita, karena kerja kita ini satu kesatuan," ujar Zulhas.
Adapun dalam rapat koordinasi ini membahas terkait jaringan irigasi Jawa Timur, distribusi pupuk bersubsidi, pendayagunaan penyuluh pertanian, pemberdayaan peternak lokal untuk Makan Bergizi Gratis da perbaikan budidaya ikan. Kemudian, rakor ini juga ketersediaan dan harga pangan, penyediaan bibit unggul, ekonomi sirkular sampah dan limbah, dan rehabilitasi mangrove dan silvofishery.
Rapat terbatas ini bertujuan untuk menyatukan persepsi seluruh K/L terkait beserta pemimpin daerah dalam mewujudkan swasembada pangan yang ditargetkan terwujud pada 2027. Kerja sama dan kolaborasi yang kuat antarpihak diyakini dapat mewujudkan Indonesia bebas dari impor semua bahan pangan dan tercapainya swasembada pangan.
Turut mendampingi Mendes Yandri, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Samsul Widodo dan Staf Khusus Menteri Khoirul Huda dan Muhammad Afif Zamroni.
Sementara itu, anggota Kabinet Merah Putih yang hadir, yakni Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Wakil Mendagri Bima Arya, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, Sekjen Kemenhut Mahfudz, PJ Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, serta Bupati se-Jawa Timur.