
Pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Sumber Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hashim Djojohadikusumo, memastikan program makan siang gratis untuk anak-anak tidak akan menggunakan alokasi dana bantuan sosial atau bansos. Hashim menyebut program tersebut menyasar 82,9 juta anak dengan anggaran Rp450 triliun.
"Saya bisa katakan, karena saya ikut tim pakar, dana ada dan bakal ada. Dan ini bukan dari anggaran Bansos, aliran bansos, Pak Budiman, yang Rp500 triliun tahun depan itu tetap bansos. Kita tidak akan ambil uang bansos untuk ini. Ini ada dana baru dan bakal saya jamin, Prabowo jamin, tim pakar, dana ada dan bakal ada," ujar Hashim di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu, 20 Desember 2023.
Hashim mengatakan Prabowo telah menganggap program makan siang gratis untuk siswa sekolah sangat penting sekali. Bahkan, Hashim menyebut kakaknya itu menganggarkan program makan siang gratis tiga kali lipat anggaran pertahanan dan TNI setiap tahun yang hanya Rp137 triliun.
Mengenai pos pendanaan untuk program tersebut, Hashim tidak merincinya. Namun ia memastikan akan ada pos baru dalam APBN untuk program tersebut.
"Kami tidak akan ambil uang bansos untuk ini. Ini ada dana baru," kata Hashim.
Dalam kesempatan tersebut, Hashim menyebut sebanyak 41 persen anak-anak di Indonesia masuk sekolah dengan perut kosong. Mereka tidak bisa sarapan dan makan siang karena orang tuanya yang miskin.
Kurangnya asupan gizi tersebut, kata Hashim, membuat 35 persen anak-anak usia sekolah menerima anemia.
"Berarti apa? kurang apa? kurang tenaga, kurang energi, dan menurut data yang sama dari Menko PMK Pak Muhadjir, 35 persen dikasih makanan oleh orang tuanya untuk jajan, tapi 30 persen jajanan itu tidak bermutu tidak sehat," kata Hashim.
Terakhir, Hashim menyebut program makan siang gratis sudah Prabowo canangkan sejak tahun 2006. Saat itu, kata Hashim, Prabowo khawatir karena banyak anak Indonesia yang mengalami stunting alias kurang gizi. Kondisi tersebut membuat anak-anak terhambat pertumbuhannya dan membuat tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.
Selain itu, ibu hamil yang kekurangan gizi saat mengandung juga membuat 50 ribu anak lahir dalam keadaan cacat.
"Prabowo bilang, coba bayangkan 15-20 tahun lagi orang-orang yang masuk angkatan kerja kita 30 persen cacat otak, dengan IQ 70. Saya agak bingung stunting itu menyebabkan anak-anak IQ 70," kata Hashim. "30 persen rakyat kita dengan IQ 70, berarti sedikit di atas kera, monyet, di atas gorila. Saya kira gorila dan orang utan lebih pintar dari 70, ini kondisi sangat serius," tandas Hashim. (M Julnis Firmansyah)

