
Foto : Dokumentasi Istimewa. Pintu masuk terminal kedatangan internasional di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.
Tangerang, tvrijakartanews - Kasus HMPV atau Human Metapneumovirus dikabarkan meningkat di China dalam beberapa minggu terakhir. Virus ini juga dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Soekarno-Hatta memperketat pengawasan terhadap pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) di kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
"Kami memperketat pengawasan di terminal kedatangan internasional Bandara Soekarno Hatta, menyikapi merebaknya kasus HMPV di China," kata Kepala BBKK Soekarno-Hatta Naning Nugrahini, Kamis (9/1/2025).
Pengawasan dilakukan dengan memantau risiko atau Risk Based Assessment (RBA) terhadap alat angkut dan orang (pelaku perjalanan). Setiap orang yang akan pergi ke Indonesia diwajibkan mengisi riwayat kesehatan di Satu Sehat Health Pass (SSHP) yang diisi di negara asal atau bandara origin.
"Kami memperhatikan setiap pelaku perjalanan, mulai dari riwayat kontak, ada tidaknya tanda dan gejala sakit dan tentunya dari negara mana asal pelaku perjalanan tersebut," ujar Naning.
Selanjutnya thermo scanner juga kembali diaktifkan di setiap terminal kedatangan internasional, baik di Terminal 2 maupun di Terminal 3. Petugas kemudian akan mengamati suhu tubuh setiap pelaku perjalanan yang baru tiba.
"Di terminal kedatangan dilakukan pemantauan suhu dan observasi visual. Bila ada tanda dan gejala, dilakukan pemeriksaan oleh dokter, dan bila diperlukan dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan lab," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin telah menyatakan bahwa virus HMPV sudah ditemukan di Indonesia. Virus ini merupakan virus lama dan sudah dikenal di dunia medis. Virus ini juga berbeda dengan virus Covid-19, sehingga sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini.
“Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujarnya.
Mengenai pemberitaan tentang meningkatnya kasus HMPV di Tiongkok, Menkes menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh pemerintah Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, peningkatan kasus flu biasa di negara empat musim seperti Tiongkok sering terjadi saat musim dingin.
“Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar),” kata Menkes.

