
SUMBER: REUTERS / KAEW TAWAN-TANYA FARM
Jakarta, tvrijakartanews - Lukisan seekor naga merah, dewa kucing suci, serta seekor anjing dan kucing yang terdampar telah mengambil alih sawah di Thailand utara. Merupakan sebuah penghormatan artistik yang hidup terhadap banjir yang merendam daerah terdekat pada bulan September dan menyebabkan ribuan orang terlantar.
Tersebar di lahan lebih dari dua hektar (lima are), lukisan makhluk mistis ini merupakan ciptaan Tanyapong Jaikham, seorang pekerja pabrik penuh waktu dan petani paruh waktu, yang mengubah sawah menjadi lanskap artistik sebagai proyek pribadinya.
Karya seninya terinspirasi oleh banjir parah di Chiang Rai dan Thailand utara yang menyebabkan ribuan orang terlantar pada September 2024. Ia memilih naga untuk menandai berakhirnya Tahun Baru Imlek, yang dipasangkan dengan Dewa Kucing Bertelinga Empat dan Bermata Lima. Di dasar sawah, ia menggambarkan anjing dan kucing yang terjebak dalam banjir, menunggu pertolongan.

"Kami merancang naga untuk mengusir semua hal negatif, berharap krisis ini segera berlalu," kata Tanyapong dikutip dari Reuters (12/01).
Dimulai Oktober lalu, Tanyapong dan timnya memulai proses cermat pembuatan karya seni dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk merencanakan dan menyempurnakan garis besar desain.
Mereka kemudian menggunakan GPS untuk menandai koordinat yang tepat di tanah, membuat sketsa, dan memasang tiang kayu berskala yang dihubungkan dengan tali untuk memastikan keakuratan. Dengan menggunakan sekitar 20 kilogram (45 pon) benih padi pelangi, tim dengan hati-hati menanam berbagai varietas padi, mengubah visi tersebut menjadi mahakarya yang cemerlang. Seiring dengan terbentuknya karya seni yang cemerlang tersebut, perhatian pun mulai tertuju ke luar ladang.
Sejak diluncurkan pada bulan Desember, Tanyapong mengatakan ribuan pengunjung mulai dari mahasiswa, keluarga, dan penduduk setempat, telah menjelajahi lapangan, menawarkan inspirasi bagi pengembara yang penasaran atau bahkan membangkitkan refleksi tentang banjir baru-baru ini.
"Kami tidak bisa mencari nafkah sama sekali. Semuanya seperti laut," kata Tanet Mala, seorang petani setempat, mengenang banjir tersebut.
Perkebunan Tanyapong yang terinspirasi oleh Tambo atau seni sawah Jepang akan tetap dibuka hingga Februari, saat padi di ladang naga akan dipanen, diikuti oleh ladang-ladang lainnya setelahnya. Bagi Tanyapong, memadukan seni dengan sains lebih dari sekadar kreativitas. Ini adalah cara untuk menghidupkan kembali pertanian dan menginspirasi harapan di kampung halamannya.

