Selain Bahan Bakar, Hasil Produksi Mesin RDF TPA Rawa Kucing Juga Dimanfaatkan Untuk Pupuk dan Pakan Magot
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Mesin RDF yang beroperasi di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang.

Tangerang, tvrijakartanews - Mesin Refused Derived Fuel (RDF) di TPA Rawa Kucing sudah hampir satu bulan beroperasi. Hasil produksinya berupa bahan bakar setara batu bara yang digunakan untuk kebutuhan industri. Tak hanya itu, untuk memaksimalkan fungsi mesin, sampah organik pun diolah dan hasilnya dimanfaatkan menjadi bahan kompos dan juga pakan maggot di ITF Jatiuwung milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang.

“Pengoperasian mesin RDF terus dimaksimalkan, ternyata produk organik untuk pupuk itu juga dapat digunakan untuk pakan maggot. Langkah ini pun sudah dilakukan di ITF Jatiuwung,” ungkap Kepala DLH Kota Tangerang Wawan Fauzi, Kamis (16/1/2025).

Ia pun menjelaskan satu ton produk organik mesin RDF dapat memproduksi 15 karung kompos. Maggot sendiri dapat memakan habis sampah atau produk organik, dan maggot siap panen dapat dimanfaatkan sebagai pakan hewan ternak. Melalui budi daya maggot, DLH hanya butuh waktu dua hari dalam mendaur ulang sampah organik, yang biasanya membutuhkan 40 hari lamanya.

“Hasil maggot pun juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang kaya protein dan nutrisi. Pupuk dan pakan ikan yang diproduksi lewat maggot ini pun dapat dimanfaatkan masyarakat secara gratis,” tambahnya.

Sementara itu, mesin RDF di TPA Rawa Kucing mengoperasikan dua lini produksi dengan kapasitas masing-masing 25 ton sampah per hari atau 50 ton municipal solid waste (MSW) per hari. Hasilnya, 50 ton sampah tersebut diolah menjadi 25 hingga 30 ton RDF per hari.

“Sebanyak 50 ton sampah yang masuk mesin RDF juga menghasilkan 20-25 ton produk organik yang kini dikelola jadi kompos dan pakan maggot di ITF Jatiuwung. Dari Maggot terjadi biokonversi dan dapat mendegradasi produk organik dengan cepat, tidak berbau dan menghasilkan kompos organik,” katanya.