
Foto: reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Konvoi truk bantuan di kota perbatasan Mesir, Rafah, bersiap pada Sabtu, 18 Januari, untuk menyeberang ke Gaza segera setelah perbatasan dibuka, menyusul pengumuman gencatan senjata pada Rabu 15 Januari lalu.
Seorang sopir truk asal Mesir, Aly Diab, mengatakan dia telah menunggu di perbatasan selama dua minggu dan berharap dapat segera masuk ke Gaza untuk mendistribusikan bantuan.
"Kami sudah berada di sini, di depan persimpangan selama sekitar lima belas hari. Lihat situasi di sini, semua orang berusaha sebaik mungkin untuk membantu. Kami bersyukur kepada Tuhan atas upaya kolektif ini. Tentu saja, kami senang ketika mendengar berita itu. Mereka mengatakan enam ratus kendaraan akan melewatinya, dan kami serahkan sisanya kepada Tuhan," katanya dikutip dari reuters.
Kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera diumumkan pada hari Rabu (15/01) untuk mengakhiri perang selama 15 bulan antara Israel dan Hamas. Kesepakatan ini disetujui oleh Israel pada hari Sabtu.
Kesepakatan tersebut, yang menurut Kementerian Luar Negeri Qatar akan mulai berlaku pada pukul 06.30 GMT pada hari Minggu (19 Januari) mengharuskan 600 truk bantuan diizinkan masuk ke Gaza setiap hari selama enam minggu awal gencatan senjata, termasuk 50 truk yang membawa bahan bakar. Separuh dari 600 truk bantuan akan dikirim ke wilayah utara Gaza, tempat para ahli telah memperingatkan bahwa bencana kelaparan akan segera terjadi.
Kepala badan bantuan PBB untuk Palestina, UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka memiliki 4.000 truk berisi bantuan, setengahnya adalah makanan dan tepung, yang siap untuk memasuki wilayah Palestina. Program Pangan Dunia PBB mengatakan bahwa mereka memiliki cukup makanan yang siap untuk memberi makan lebih dari satu juta orang selama tiga bulan.
Sepanjang perang selama 15 bulan, PBB menggambarkan operasi kemanusiaannya sebagai operasi oportunistik, menghadapi masalah dengan operasi militer Israel, pembatasan akses oleh Israel ke dalam dan ke seluruh Gaza, dan yang terbaru penjarahan oleh geng-geng bersenjata.
Pembicaraan dimulai di Kairo pada hari Jumat untuk membahas rincian pelaksanaan pengiriman bantuan ke Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata. Selain masalah keamanan di Gaza, PBB telah menyuarakan kekhawatiran tentang kerusakan jalan, persenjataan yang tidak meledak, kekurangan bahan bakar, dan kurangnya peralatan komunikasi yang memadai.
Administrator USAID Samantha Power mengatakan pada hari Jumat bahwa ia berharap lonjakan bantuan dapat menciptakan jalur bantuan kemanusiaan yang stabil untuk Gaza. Ia mengatakan USAID memiliki persediaan yang siap dikirim.

